Jumat, Januari 10, 2014

Trash..

Ah, pagi-pagi aku sudah sangat kacau. Efek Manic yang ku ceritakan di postingan sebelum ini masih sangat terasa di tubuh. Tapi realita yang menghantamku pagi ini sungguh menyakitkan, dan sekarang..di pagi buta seperti ini aku terserang depresi. Dan orang-orang yang ada di sekelilingku hanya mempercepat proses kejatuhan ini.

Aku benci orang-orang terdekatku, yang merasa berhak menyakitiku hanya karena mereka punya hubungan denganku. Mereka tidak pernah ada di saat-saat ku jatuh, saat ku membutuhkan tarikan dari orang yang mana sudah sepantasnya seharusnya mereka yang pertama kali ada...Tapi, mereka justru sibuk dengan dirinya sendiri. Sibuk dengan entah apa seolah mereka tak punya waktu sama sekali. Dan yang menyebalkannya ? Ketika ada ketidakberesan atau kekacauan dalam urusan mereka, mereka segera datang padaku, dan melampiaskan rasa tak enak dalam hati mereka dengan cara memojokkanku. Dan juga...menyalahkanku.

Haloooo ???? Kalian kemana aja sih saat aku butuh ? Bagus banget sih alasan kalian itu. Kata mereka " Ini demi kebaikanmu, kamu harus ini, kamu harus itu...Kami ini sudah berpengalaman. Kenapa kamu melakukan hal ini, melakukan hal itu ??? Bla..Bla..Bla...,"

Aku benci jadi samsak orang lain hanya karena aku terlihat diam dan mudah dipojokkan, hanya karena kedudukanku tak memperbolehkanku untuk membantah. Hanya karena mereka, yaahh....bisa menyalahkanku.

Mereka sih senang-senang aja, abis buang " sampah " uneg-uneg, lega terus pergi.
Tinggal aku disini, sepanjang waktu berperang dengan " sampah " mereka, berjuang agar tidak kalah yang mana itu akan membuatku semakin jatuh saja.

Seakan tidak cukup dengan Bipolar ini, ulah mereka itu langsung menendangku masuk jurang gelap bernama depresi dengan telak. 

Jika sekali-kalinya aku coba melawan, langsung saja aku diingatkan pada kesalahan-kesalahanku, penghakiman, dan kuliah panjang yang tidak penting, yang bernada memojokkan dan menyalahkan. Lalu setelah semua usai, mereka mendatangiku lagi dengan tanpa penyesalan, dengan ceria dan bahagia membawa kisah menyenangkan. Padahal aku berada di depan mereka, terkungkung dalam ruang gelap, pikiran dan emosi negatif, tidak tahu harus berbuat apa untuk bangkit, bingung dengan pusaran rasa sakit, tidak yakin dengan hidup.

Dan apakah mereka peduli ? Tidak, tuh.
Mereka tahu apa yang ku rasakan dan alami sepanjang waktu ? Tidak juga.
Terus, mereka menghadapi kenyataan yang ku hadapi ?? Ya nggak lah.


Nah, terus apa hak mereka buang " sampah " padaku ??
Nggak tahu juga, ya..

Source : Pinterest
# Into the never ending trouble..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

This is virtual world. Tapi, inilah tempat yang justru membuat diri kita bisa sejenak melepaskan topeng-topeng dan jubah kepalsuan di dunia nyata. So, this is the real me, yang tak pernah ku tunjukkan kepada kenyataanku. Mari saling berbagi dan bercerita tentang hidup. Feel free to leave your comment. I am not too creative to reply the comments. So, sometimes i don't reply it. But, Please believe that i definitely read your single comment and really appreciate it.