Minggu, Maret 29, 2015

Saya takut jurnal saya tidak bagus, kurang ilmiah, kurang masuk akal penalarannya, kurang "akuntansi" topiknya.
Pokoknya saya takut.
Lolos abstrak itu satu hal, full paper itu lain lagi.
Apalagi saya hampir tidak dibimbing dalam full paper ini.
Dan disana nanti, saya akan presentasi di forum ilmiah tingkat internasional.
Yang reviewersnya kebanyakan dari universitas luar.
Saya takut mempermalukan diri saya sendiri, universitas saya, serta dosen dan teman-teman saya yang akan bersama-sama saya nanti.

Can The Lonely Take The Place of You

Kadang-kadang saya masih suka ngestalk fb dia, mantan terindah saya yang udah menempuh hidup baru itu. Kadang-kadang lho, nggak sering. Dua bulan sekali aja nggak mesti. Saya nggak ada niat buruk kok, udah kebiasaan soalnya ngestalk dia. Masih percaya nggak percaya. Sakit nggak sakit.

Berhubung sibuk sama skripsi, udah sekitar 3 bulan lupa nggak mampir ke fb  dia. Terakhir dapet kabar kalo istrinya udah hamil anak kembar. Pas main lagi ke fb dia dua hari lalu, ahh... ternyata udah ada tuh dua bayi kembar. Usianya udah hampir setahun. Cewek. Nama yang dia kasih keren, perpaduan nama modern dan nama arab. Imut banget. Dan... mata mereka itu mata bapaknya.

Senang rasanya.

Terus sedih.

Karena saya udah unfriend dia pas tahu dia udah nikah dulu, makanya saya cuma bisa liat kabar itu aja yang ada di timelinenya.

Saya kayak nggak sadar abis itu. Kayak robot. Suer saya sedih banget. Sedih buat diri saya sendiri yang susah banget move on. Itu dua hari lalu, dan sampe sekarang rasanya saya justru makin sedih. 

Dari hasil ngestalk kemarin itu, dapet juga info kalo dia menetap di dekat SMA kami dulu (Karena kebetulan rumahnya juga deket sekolah). Saya ada rencana mau ke Bandung mei nanti, insya alloh. Dan saya pengin mampir ke sekolah, siapa tahu bisa ketemu dia. Saya ingin liat dia pas momong anak kembarnya bareng pasangan hidup yang dipilihnya. Saya punya perasaan bahwa dengan begitu saya bisa benar-benar mengikhlaskan. Atau malah saya bakal makin terpuruk, ya?

Akhir-akhir ini kabar pernikahan teman-teman saya menyerbu dari segala penjuru. Tiap buka FB atau tiap gabung sama orang-orang, kayaknya selalu ada aja foto-foto pernikahan, atau kabar si ini mau ngelamar si itu. Dan semalam, salah satu sahabat karib saya, yang sudah bersama-sama dengan saya sejak SMA hingga kuliah sekarang ini, akhirnya juga menikah. Tadi ketemu sama bapak ibunya habis ijab qabul. Saya tambah sedih. Saya merasa tertekan. Kenapa orang-orang begitu cepat menikah? Karena sahabat karib saya ini sekarang lagi sama-sama dalam proses menyusun skripsi. Minggu lalu dia tak membalas SMS saya dan saya asumsikan dia sedang sibuk dengan urusan pernikahannya yang saya rasa tak akan bisa diganggu gugat hingga kira-kira sebulan setelah resepsi pernikahan. Padahal saya berencana ujian skripsi bulan depan dan seperti ujian proposal kemarin, saya ingin minta bantuan dia untuk membantu saya. Tapi saya rasa itu tidak mungkin sekarang. Saya juga tidak yakin bisa menemui sahabat saya dengan bebas di rumahnya seperti dulu, malahan saya tidak yakin dia tinggal dimana sekarang.

Sungguh saya tidak berpikiran picik. Saya bahagia untuk semua teman saya yang sudah menikah sementara saya masih terlalu takut untuk menuju arah itu. Memikirkannya saja saya tidak sanggup. 

Apapun alasan saya, saya tahu saya belum siap. Tapi terkadang saya merasa ditinggalkan. Sepanjang hidup saya, jalan yang saya miliki selalu berbeda dengan jalan teman-teman saya. Saya tidak bilang jalan saya itu buruk. Justru jalan hidup saya itu menakjubkan karena berbeda dari yang lain. Saya tidak mengeluh. Faktanya saya suka sendirian, orang lain membuat saya terkuras. Tapi, saya juga makhluk sosial yang terkadang, terkadang sekali, saya tidak ingin sendirian.

Saya begitu sedih. Setelah begitu lama tidak meledak, tadi malam tangis saya pecah di atas motor dalam perjalanan pulang yang membuat saya harus memutar kembali untuk menenangkan dan merapikan sisa tangisan saya karena tak ingin keluarga saya di rumah melihat kehancuran saya. Tidak perlu saya jabarkan semua perasaan saya semalam, yang jelas rasa sendirian adalah salah satunya.

Saya sibuk sekali akhir-akhir ini. Judul skripsi saya lolos seleksi di konferensi internasional dan saya harus buat full papernya tanggal 25 kemarin. Belum lagi skripsi saya. Saya hanya tidur sedikit minggu ini. Berpikir dan berpikir. Saya mendapati saya bisa melupakan segalanya kalau saya sedang sangat fokus. 

Pengalihan. Itulah tepatnya yang saya butuhkan. 

Saya membaca kata-kata mutiara yang bilang bahwa jika kamu sudah sibuk dengan pemenuhanmu sendiri, kamu tidak akan mencari pemenuhan dari orang lain.

Inilah jalan saya: saya selalu ingin membuat penelitian untuk forum internasional. Inilah kunci  pembuka jalan saya, dan masih banyak konferensi yang ingin saya ikuti. Inilah pemenuhan saya. Sehingga saya tidak perlu menggapai-gapai orang lain untuk bisa memenuhi kehampaan.

Tetap saja, saya sedih.. 

"Bila nanti esok hari, kau temukan dirimu bahagia. Izinkan aku titipkan kisah cinta kita, selamanya....." -Demi Cinta, Kerispatih"

"Dancing slowly in the empty room, can the lonely take the place of you, i sing my self a quiet lullaby, let you go and let the lonely in" -The Lonely by Christina Perri



Kamis, Maret 12, 2015

Ada alasan lain mengapa aku masih menghindari pernikahan.
Alasan utama, satu-satunya, yang terbesar..Yang selalu ku samarkan dengan alasan-alasan lain yang lebih umum seperti ingin kerja, ingin mandiri dulu, masih ingin bebas, dan lain-lain.
Alasan yang mungkin akan dianggap mengada-ada dan ditertawakan sebagian orang.
Well, mereka tidak mengalami apa yang sudah ku alami. Tentu saja mereka bisa menafikan orang lain.

Aku hanya tidak mau disakiti.

Kalau menjalin hubungan baru, membentuk keluarga baru, hanya akan menambah lukaku, sepertinya lebih baik jika aku tidak memilikinya.


Kamis, Maret 05, 2015

They Are Really F**k

Source : Pinterest

Dan kepada orang-orang ini, baik yang ku kenal atau tidak, yang ku ingat atau tidak.. 

Penjaga fakultas yang sudah mengenal dan melihatku selama lebih dari empat tahun namun setiap kali bertemu diriku yang dikatakannya hanyalah ,"Kurangi makan nasi...,", " Bocor itu banmu soalnya terlalu besar yang naik,"..dan lain-lain semacam itu... 

Seorang dosen akuntansi syariah yang beberapa kali menyebutku "gajah" dan bertanya apa saja yang ku makan sambil tertawa-tawa di depan seluruh kelas

Seorang pemilik toko kelontong di pasar yang baru sekali ku berbelanja di tokonya dan yang dia tanyakan adalah " Makan apa kau? Saya pingin tahu karena saya lihat besar badanmu,"

Pegawai administrasi surat menyurat fakultas yang membicarakan berat badanku " Kalau ini tidak lari dari 110 ini....," seakan-akan aku tidak ada disitu.

Orang-orang yang dengan serius bertanya padaku bagaimana cara menggemukkan badan atau bercanda tentang berat badanku..

Dan semua yang wajah dan perkataannya tidak bisa ku ingat persis namun yang tertinggal di hatiku hanyalah kesan buruk dan perasaan terluka..

"FUCK YOURSELF"
Memangnya fisik kalian lebih baik dariku?

Penjaga fakultas itu kakinya pincang sebelah, hitam, jelek, selalu berpenampilan seperti gelandangan. Dosen itu wajahnya seperti kambing dengan jenggot panjang. Pemilik toko itu wajahnya buruk. Pegawai administrasi itu pendek dan hanyalah seorang pegawai rendahan...

Lain waktu, jika ada lagi yang berkomentar atau berlelucon tentang berat badanku aku akan berbicara dengan orang lain dan pura-pura tidak mendengar atau melihat mereka. Toh, mereka itu sampah.

Dan pada beberapa orang yang keterlaluan, aku akan bilang dengan percaya diri dan mengangkat kepala," Hei, memang tubuhku gendut, tapi apa kalian lebih baik dariku? Dan asal kalian tahu, boleh saja badanku besar, karena aku bisa pastikan tubuh itu digunakan untuk menampung otak dan hati yang besar yang menghasilkan pemikiran-pemikiran dan jiwa yang besar pula,"

Yeah, Fuck yourself, people !!!!