Senin, Januari 13, 2014

Scene V

" Aku mencintaimu, Pras,"

Aku menoleh dengan cepat demi mendengar suara lirih itu, Kanya berdiri sekitar tiga meter di belakangku. Kepalanya menunduk, ia menggigiti bibirnya dan meremas-remas ujung kausnya. Airmata mengaliri  kedua sisi pipinya.

" Kanya ? Apa.....,"

" Aku mencintaimu, dasar bodoh. Kau tidak sadar ? Aku selalu mencintaimu," Jeritnya memotong ucapanku. Aku terhenyak. 

Selama kira-kira beberapa detik, aku hanya dapat termenung dalam keterkejutanku. Kanya tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia hanya berdiri disana, sesenggukan sambil menutup wajah dengan kedua tangannya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

This is virtual world. Tapi, inilah tempat yang justru membuat diri kita bisa sejenak melepaskan topeng-topeng dan jubah kepalsuan di dunia nyata. So, this is the real me, yang tak pernah ku tunjukkan kepada kenyataanku. Mari saling berbagi dan bercerita tentang hidup. Feel free to leave your comment. I am not too creative to reply the comments. So, sometimes i don't reply it. But, Please believe that i definitely read your single comment and really appreciate it.