Rabu, November 13, 2013

Scene..

Ini perpisahan, aku sudah tahu sejak lama bahwa hari ini akan tiba. Dia sudah terlalu lama bersamaku, sesuatu yang tak pernah dapat dilakukan oleh orang lain sebelumnya. Aku maklum dengan semua yang sudah terjadi. Jadi, aku tak dapat terus-terusan bergantung padanya. Karena itulah, aku tak boleh lagi memberatkan langkahnya.

Kesadaran ini menyusup ke pemahamanku. Kenapa aku baru mengerti ?

Aku berdiri dari lantai ubin dingin itu. Ku kibas-kibaskan debu di celanaku dengan kedua tangan. Lalu ku hadapi dia. Aku harus menyelesaikan ini. Darin masih menunduk, sepertinya benar-benar merasa bersalah. Aneh sekali, kenapa aku justru ingin tertawa melihat pemandangan ini ? 

" Darin..," Panggilku sambil menjawil lengannya. Dia masih tak bergeming dalam posisinya. Ah, kau menjadikan ini sulit, sayang.
Aku berjongkok di hadapannya lalu meletakkan kedua tanganku di sisi-sisi wajahnya, Ku angkat wajah itu, dan matanya langsung berbenturan denganku. Hatiku bergetar seketika, namun semuanya masih terasa baik-baik saja. Setidaknya, amarahku tidak mengambil alih kali ini. Malahan, aku tak tahu kemana emosi itu bersembunyi.

" Kau tahu ? Aku selalu mencari cahaya itu. Kekuatan dari orang lain yang dapat membebaskanku dari beban itu. Saat pertama kali bertemu denganmu, aku sudah punya firasat " Oh, sepertinya inilah orangnya ". Sejak saat itu aku selalu menggantungkan diri padamu. Padahal itu keistimewaan yang tak seharusnya diperoleh seseorang sepertiku. Jadi, tidak ada masalah. Aku sadar posisiku dan posisimu. Jangan menampakkan wajah seperti itu. Aku tidak dendam atau marah padamu, lho. Kau boleh pergi kemanapun kau ingin, bersama dengan siapapun kau suka. Aku merelakannya. Terima kasih atas semua kenangan indah yang sudah kau berikan padaku. Aku sangat menghargainya. Tak akan ku lupakan."

Keheningan yang menusuk seakan berdering diantara kami menyusul pidato perpisahan dariku.Apa ku bilang ? Aku pandai mendramatisir keadaan. Aku mampu menyelesaikan semuanya dengan cara yang keren. Ah, aku ingin tertawa lagi. Bodoh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

This is virtual world. Tapi, inilah tempat yang justru membuat diri kita bisa sejenak melepaskan topeng-topeng dan jubah kepalsuan di dunia nyata. So, this is the real me, yang tak pernah ku tunjukkan kepada kenyataanku. Mari saling berbagi dan bercerita tentang hidup. Feel free to leave your comment. I am not too creative to reply the comments. So, sometimes i don't reply it. But, Please believe that i definitely read your single comment and really appreciate it.