Selasa, Desember 24, 2013

Scene ( IV )

PoV : ARISA

Maaf karena menunjukkan diriku yang seperti ini di hadapanmu. 

Aku tahu kau sangat terkejut. Meski tak ada sepatah katapun terlontar darimu tentang perbuatan bodohku ini, tapi aku bisa tahu dari matamu bahwa kau seperti tersentak. Dan parahnya, aku dapat melihat sedikit keraguan terpancar dari sisa-sisa senyuman yang terlukis di bibirmu. Akan lebih baik bila kau memakiku, sungguh. Setidaknya, itu bisa menghilangkan perasaan bersalahku walau sedikit. Ah, bercanda. Sebenarnya aku lebih senang jika kau langsung meninggalkanku begitu saja. Dalam hidupmu yang sempurna, semua yang ku lakukan ini tak pernah terbayangkan sedikitpun, kan ? Seharusnya kau tadi berbalik pulang saja, berpura-pura bahwa yang kau lihat hanyalah delusi karena kelelahan. Dengan begitu, kau bisa terus berdiam dalam kesempurnaanmu. Setelah itu, kau bisa melupakanku dengan alasan hilang dilibas waktu. Tapi, tidak. Meski dengan segala ketidakpercayaan, kau justru memilih menghampiriku dalam jalan satu arah itu, menarikku kembali dengan paksa, dan dengan begitu aku bisa tetap hidup dan sekarang malah berpura-pura tidur agar tak perlu bicara denganmu. Tak ada jalan kembali dari ini.

Aku juga tahu, kau mulai takut. Kau mulai berpikir bahwa kau tiba-tiba terjebak dalam sesuatu yang tak dapat kau tangani. Ah, kalau ada sesuatu yang ku kenal dengan pasti darimu itu adalah sifat baikmu pada perempuan. Bukan hanya baik, tapi sifat itu seperti sudah tertanam otomatis dalam dirimu. Menjadi satu dengan keberadaanmu. Tentu saja secara refleks kau akan memilih untuk menyelamatkanku alih-alih berpura-pura mengalami delusi.Mungkin saja sekarang kau sudah mulai menyesali tindakanmu tadi. 

Aku mengintip dari sela-sela bulu mataku. Kau sedang berdiri di depan jendela, menatap keluar sambil melipat kedua tangan di depan dada. Sekali-sekali kau berbalik ke arah kasur tempatku berbaring untuk kemudian menarik nafas frustasi. Iya, aku tahu kau frustasi. Karena kau menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya dengan keras. Aku hafal itu. Karenanya sekarang aku memilih untuk tetap berakting tidur. Aku belum siap dan belum ingin mendengar ucapan apapun darimu.

Meskipun, akan berapa lama lagi kau berdiri di situ ? Mungkin ini sudah hampir dua jam, aku sudah ingin menggerakkan anggota-anggota gerak tubuhku yang mulai kesemutan. Tidakkah kau haus dan ingin membeli sesuatu di warung ? 

Source : Pinterest

# A Novel ( Plan ( anymore -_-')) by Me

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

This is virtual world. Tapi, inilah tempat yang justru membuat diri kita bisa sejenak melepaskan topeng-topeng dan jubah kepalsuan di dunia nyata. So, this is the real me, yang tak pernah ku tunjukkan kepada kenyataanku. Mari saling berbagi dan bercerita tentang hidup. Feel free to leave your comment. I am not too creative to reply the comments. So, sometimes i don't reply it. But, Please believe that i definitely read your single comment and really appreciate it.