Jumat, Desember 06, 2013

New Comer ( IV )

Bagaimanapun, awal bulan itu selalu agak lebih menyenangkan. Dalam kasus saya, soalnya uang jajan saya nambah sedikit dibanding yang mingguan. Jadi, bisa beli sesuatu yang agak mahal sedikit. Dan seperti biasa, saya membelanjakannya dalam bentuk buku.

Dan....Setelah dua bulan berhasil digoda oleh buku-buku lain, bulan ini saya berhasil membawa satu buku seri Heather Wells yang sudah lama sekali kepingin saya koleksi. Tapi pelan-pelan aja ya, soalnya uang juga sebagian besar masih minta sama orang tua. Jadi, kali ini saya membeli buku kedua dari total empat bukunya. Buku pertama saya sudah baca di tempat persewaan buku langganan saya dulu. Jadi, kalo mau beli ntar terakhir-terakhir saja pas tiga buku terakhirnya udah kebeli. Mudah-mudahan masih keburu. :D

Ini cover depannya. Judulnya Size 14 Is Not Fat Either, terjemahannya Ukuran 14 Pun Tidak Gemuk.

Source : Here

Dan ini sinopsis di belakang buku. Masih malas nulis review sendiri soalnya :P

Mantan bintang pop Heather Wells telah berhasil membiasakan diri dengan kehidupan barunya sebagai asisten direktur asrama di New York College, karir yang tidak memaksa tubuh ukuran rata-ratanya dengan busana mini. Dia bahkan bisa menerima dengan baik rencana pernikahan mantan pacarnya yang selebriti. Tapi dia jelas menghadapi kesulitan saat berurusan dengan masalah di dapur kafetaria asmara, tempat seorang pemandu sorak kehilangan kepalanya, pada hari pertama semester dimulai.

Dikelilingi mahasiswa yang histeris-dengan Ayah mantan narapidana yang tiba-tiba muncul dan menghujaninya dengan telepon yang tak diinginkannya-Heather menyambut kesempatan untuk menjadi detektif.....lagi. Jika kesibukan itu bisa mengalihkan pikirannya dari masalah pribadi-dan menyatukannya kembali dengan detektif swasta tampan pemilik rumah batu-pasir tempatnya tinggal-tidak ada masalah. Tapi jejak pembunuhan itu membawa dia memasuki dunia yang gelap. Dan jika tidak berhati-hati melangkah, tak lama lagi dia akan menyanyikan lagu kematiannya sendiri.

Well..mungkin sedikit informasi saja tentang inti cerita buku serial novel Heather Wells ini.

Buku ini diceritakan dari PoV Hetaher Wells, seorang mantan bintang pop yang sudah memudar masa keemasannya dan memiliki masalah dengan berat badannya yang berukuran 14 ( Kalo di Indonesia mungkin XL ). Dia menangkap basah pacarnya yang tinggal serumah dengannya, Jordan Cartwright, berselingkuh dengan artis pop lain yang sedang naik daun. Jordan ini adalah pewaris perusahaan rekaman besar. Karena perselingkuhan itu, Heather memilih meninggalkan rumah dan saat kebingungan mencari tempat tinggal, dia malah dihubungi oleh Cooper Cartwright, adik Jordan, yang menawarkan tempat tinggal gratis dengan syarat harus membantu pekerjaannya. Pekerjaan Cooper adalah seorang detektif swasta. Di kalangan keluarga Cartwright, Cooper adalah " buah busuk ". Ia bekerja dalam bidang yang sangat berbeda dengan anggota keluarganya yang lain, pun sifatnya sangat berbeda 360 derajat dengan mereka.

Dan, Heather jatuh cinta padanya. Cinta diam-diam yang tak pernah dikatakannya.

Hidden Love bukan merupakan fokus utama cerita serial novel ini. Inti utama kisahnya adalah pengalaman Heather menjadi detektif amatir untuk menangani kasus-kasus yang terjadi di gedung tinggal ( semacam asrama pondokan ) tempatnya bekerja. Iya, setelah tidak jadi bintang pop lagi, Heather melamar pekerjaan di rumah tinggal New Yok College dan mendapat jabatan sebagai asisten rumah tinggal itu.

Di buku pertama, Size 12 Is Not Fat, kasusnya adalah beberapa mahasiswi asrama New York College yang ditemukan tewas terjatuh dari atap lift. Orang lain, bahkan detektif yang menangani kasus ini sekalipun beranggapan bahwa kasus ini hanyalah bunuh diri atau kecelakaan biasa. Namun, Heather mencium indikasi pembunuhan dari kasus ini, yang tak dipercayai oleh orang lain seberapa keraspun ia berusaha menjelaskan. Pada akhirnya, Heather berhasil mengungkap kasus ini lengkap dengan pelakunya, meskipun ia sendiri hampir mati mengenaskan.

Kalau di buku kedua ini, kasusnya dimulai dari ditemukannya sebuah kepala yang terapung di dalam panci di atas kompor di ruang kafetaria kampus pada saat malam hari pertama kuliah. Kepala itu adalah milik seorang mahasiswi pemandu sorak yang populer dan terkenal.

Seperti ciri khas dari karya-karya Meg Cabot, sudut pandang ornag pertama yang digunakan untuk menceritakan kisah ini sangat kuat. Beliau memang ahlinya deh. Cara berceritanya itu enak, kadang agak sarkastik gitu. Hehehe.

Udah dulu, ya. Sebenarnya saya membeli dua buku yang dua-duanya merupakan karya dari sensei Meg Cabot. Tapi berhubung saya sudah terlalu lelah karena seharian ini mengikuti kegiatan pelatihan jurnalistik, maka cerita bukunya saya tunda saja dulu, ya.

Source : Pinterest

# Tak ada makanan yang lebih bisa melemaskan ketegangan urat syaraf dibandingkan semangkuk bakso panas yang enak ( menurutku ). Hehehe.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

This is virtual world. Tapi, inilah tempat yang justru membuat diri kita bisa sejenak melepaskan topeng-topeng dan jubah kepalsuan di dunia nyata. So, this is the real me, yang tak pernah ku tunjukkan kepada kenyataanku. Mari saling berbagi dan bercerita tentang hidup. Feel free to leave your comment. I am not too creative to reply the comments. So, sometimes i don't reply it. But, Please believe that i definitely read your single comment and really appreciate it.