Minggu, September 22, 2013

Friend List [ Social Media ] Part I

Anime : Hanasaku Iroha
Source : Pinterest

Saya suka membaca status teman-teman fb di dinding saya. Baik yang saya kenal maupun tidak. Teman saya tidak banyak kok, cuma 400-an lebih. Hampir mencapai 500. Dihitung-hitung, sudah hampir enam tahun akun fb saya  bercokol di dunia maya. Tapi friend list saya tidak sebanyak teman-teman yang dalam waktu singkat bisa mengumpulkan seribuan lebih.

Adik saya bahkan sudah membuat akun fb kedua, karena akun yang pertama sudah tidak bisa menambah friend list lagi saking banyaknya.

Yah, saya maklum sih. Penampakan saya lebih mirip kentang ketimbang model, wajar kalau jarang orang yang meng-add. Karena setahu saya kriteria pertama dalam meng-add akun seseorang yang tak dikenal itu adalah tampilan fisik di profile photo-nya. Friend list saya hanya berisi teman-teman alumni SMA, teman kampus, dan beberapa orang yang sempat saya kenal dalam hidup saya hingga sekarang. Pun saya sangat selektif dalam meng-confirm friend request yang masuk.

Bukannya apa-apa, tidak bermaksud jual mahal. Saya sudah beritahu di awal bahwa saya sangat suka membaca status teman-teman di wall kan ?

Makanya saya hanya meng-confirm orang-orang yang saya kena saja. Well, setidaknya kenal wajahnya. Saya tidak mau beranda saya dipenuhi status nggak jelas  orang-orang dari negeri antah berantah yang tidak jelas tinggalnya di belahan bumi mana. Kalau saya kenal orangnya, saat membaca statusnya saya bisa membayangkan kehidupan orang itu sekarang.

" Ah, ini teman SMA-ku dulu.Oh, dia sekarang udah punya anak, ya ? ,"
" Wah, nie orang yang dulunya cupu sekarang adventurer banget deh,"
" Hebat temanku yang satu ini, sudah berhasil keluar negeri,".......dan lain sebagainya.. Menyenangkan, kan ?

Akun Adik Kelasku Di SMA. She Is Really An Adventurer Girl Now.
And She Tell Her Story In Interesting Way

Akun Guru Bahasa Inggris SMA-ku. He Is Really A Genius One.
I'll Always Admire Him.

Akun Salah Satu Teman Nyantren Saya.
Dia Selalu Menuliskan Perasaannya Dengan Kata-Kata Yang Indah.


Jika ada friend request, terlebih dahulu yang saya lihat adalah jumlah-teman-yang-sama nya. Jika lebih dari tiga orang, kemungkinan saya confirm.
Jika tidak, well...dadah.. Kecuali orangnya nge-inbox dulu.

Hasilnya, dinding fb saya bersih dan rapi, bebas dari status alay atau galau yang naudzubillah lebaynya.

Eh, saya suka sih status yang galau-galau asal ditulis dengan cerdas. Saya kan suka yang mellow-mellow.
Nggak apa-apalah mengumbar kepedihan dan kebencianmu di sosmed asalkan nggak secara eksplisit dengan bahasa kebun binatang.

Ada beberapa yang saya sempat un-friend,bahkan orang-orang yang pernah jadi teman saya di kehidupan sebeumnya [ ciaahh ].
Yang saya paling ingat sih, seorang cowok kenalan saya waktu nyantren di Purworejo dulu.
Ah, statusnya selalu menuliskan betapa playboy dirinya, dan selalu membahas tentang cewek dalam cara yang memuakkan.
Saya jijik. Banget. Ahirnya saya un-friend.
Ada lagi seorang cowok juga. Dia tetangga saya di kompleks.
Setahu saya dia baru punya akun fb setahun lalu saat kelas tiga SMA. Mungkin karena itu, status-statusnya selalu nggak jelas. Nggak jelasnya bikin jengkel. Memposting humor-humor jorok yang nggak lucu, promosi diri sendiri yang... au' ah. Pokoknya kayak anak baru gede yang baru kenal medsos.

Salah Satu Akun Yang Saya Un-Friend


Tenang saja. Saya tidak yakin mereka ingat bahwa saya pernah jadi satu diantara ribuan friend list mereka yang [ mungkin ] di-add secara acak.

Saya orangnya personal, sangat menghargai pertemanan yang dibangun dengan dasar pondasi yang kuat. Misal, satu angkatan SMA, satu angkatan kuliah, satu grup pecinta anime, fans page para penulis yang status-statusnya amat inspiratif, guru-guru SMA & dosen-dosen kuliahku, dan akun-akun fb fansub-fansub anime.

Saya jadi ingat kejadian yang sudah lama sekali. Waktu itu saya sedang asyik internet surfing di warnet. Ternyata di ruang sebelah saya ada gerombolan anak SMP yang sedang main fb di satu komputer. Dari suaranya, saya tebak ada tiga orang. Dari mana saya tahu mereka anak SMP ?

Yah, selain warnet tersebut memang dekat dengan sebuah SMP [ Mantan SMP saya, sebetulnya ], dari suara dan komentar-komentar mereka saja sudah ketahuan.

" Eh, coba lihat fb yang ini lho. Fotonya cantik, seksi sekali pula. Coba di-add,"
Atau " Eh, coba ajak mengobrol yang lagi online satu ini. Orangnya cantik sekali."

Mereka sangat berisik. Uh, saya benci kalau sedang main di warnet bersamaan dengan anak-anak SMP atau bahkan SD. Mereka selalu berbicara dengan berteriak, seolah ingin mengumumkan betapa populer dan modernnya mereka. Padahal yang saling mereka diskusikan dengan berteriak-teriak itu hanyalah akun facebook seseorang yang bahkan tak mereka kenal.

Apakah mereka tahu bahwa foto-foto cantik dan seksi yang mereka jadikan patokan add friend itu sangat mungkin hanya rekayasa belaka ? 
Mungkin saja sang empunya akun tak secantik fotonya yang murni editan sana-sini ? Atau bahkan mungkin itu juga seorang  perempuan jadi-jadian ? Penipu ? Penculik ?
Tak ada yang tahu, kan ?
Ah, ABG zaman sekarang. Kasihan sekali. Ingin rasanya memberitahu mereka. Tapi, saya mungkin malah akan dianggap aneh.

Saya merasa sangat beruntung saya baru mengenal internet dan media sosial saat lulus SMA. Jadi, saya tidak sempat menyebarkan ketololan dan kegilaan saya saat ABG di medsos. Umm.. Sekarang juga saya masih aneh dan nyentrik, sih. Hehehe.

Akun Gebetan Saya Waktu SMA [ Eeeaaaa.... ]

# Life is really never turn into a boring thing...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

This is virtual world. Tapi, inilah tempat yang justru membuat diri kita bisa sejenak melepaskan topeng-topeng dan jubah kepalsuan di dunia nyata. So, this is the real me, yang tak pernah ku tunjukkan kepada kenyataanku. Mari saling berbagi dan bercerita tentang hidup. Feel free to leave your comment. I am not too creative to reply the comments. So, sometimes i don't reply it. But, Please believe that i definitely read your single comment and really appreciate it.