Jumat, September 06, 2013

Blood Ties

Pada akhirnya semua kesalahan akan ditunjukkan ke wajahku.
Ini sudah biasa, hal yang selalu terjadi setiap kali ada sesuatu yang tak sesuai harapan mereka terjadi di rumah ini.
Dan aku ? Tentu saja aku sudah banyak belajar.
Salahkan saja semuanya padaku. It's okay, i am the black sheep in this family. Seperti biasa aku hanya perlu diam di kamar ini, satu-satunya tempat amanku, berusaha sebisaku membendung kalimat-kalimat mereka agar tak menembus ruang pendengaranku. Jika ada yang berhasil masuk, aku hanya perlu menangis tanpa suara hingga rongga dada terasa lebih lapang.
Karena sekarang, tak ada lagi hal yang bisa ku lakukan.

Ingat saat masa kecil ? Ketika dalam tangismu kamu memanggil Ayah, Ibu, Kakak, atau anggota keluargamu yang lain yang kamu pikir bisa memberimu perlindungan ? Aku dulu melakukannya juga, saat dunia menyakitiku, aku menyadarkan harapanku akan pertolongan mereka. Well.. I used to be a ordinary child.
Namun entah sejak kapan, aku mulai berhenti memanggil mereka. 

Mungkin sejak aku menyadari bahwa justru keluargakulah yang paling sering menyakiti dan menolakku ?
Atau mungkin sejak aku mengerti bahwa sekeras apapun aku memanggil, atau sebanyak apapun airmata yang menderas, mereka tidak akan pernah datang untukku ?

Dan saat-saat menyakitkan yang sudah tak lagi terasa perih, hanya perasaan kosong dan dingin yang menjalar dari ujung-ujung jemari.
Aku berhenti mempercayai mereka, 
Karena saat dunia memojokkanku, mereka ikut memojokkanku..
Karena saat mereka berjanji, semuanya hanya untuk membungkamku.

Aku tahu aku sudah kehilangan banyak perasaan berharga sebagai manusia, dan akan perlu lama sekali untuk mendapatkan semua hal itu lagi. Aku hanya berharap aku dapat hidup cukup lama untuk bisa menghargai lagi semua hal itu.
Keluarga memang seharusnya hidup bersama, tapi apakah hanya itu saja ????


[ It Will Always Rain ]

[ Family isn't defined by blood ties but by a sense of worth are acquired while being together with them ]



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

This is virtual world. Tapi, inilah tempat yang justru membuat diri kita bisa sejenak melepaskan topeng-topeng dan jubah kepalsuan di dunia nyata. So, this is the real me, yang tak pernah ku tunjukkan kepada kenyataanku. Mari saling berbagi dan bercerita tentang hidup. Feel free to leave your comment. I am not too creative to reply the comments. So, sometimes i don't reply it. But, Please believe that i definitely read your single comment and really appreciate it.