Rabu, Agustus 27, 2014

On 23rd Rung

Source : Pinterest

Pada dasarnya, umur dua puluh tiga tahunmu hanya selama satu detik. Yaitu setengah mili detik terakhir hari ini dan setengah mili detik hari besok. Setelah itu, umurmu adalah dua puluh tiga satu detik, dua puluh tiga dua detik, berlanjut terus di dua puluh tiga satu hari, dua hari, dan seterusnya.

Keluargaku tidak punya kebiasaan merayakan hari ulang tahun, bahkan hari ulang tahun bukan merupakan hari yang istimewa. Hari itu adalah hari yang sama seperti hari-hari biasa. Alasannya berkaitan dengan agama. Dan aku sudah sangat terbiasa dengan alasan itu, memahami, dan menerima aturan itu sepenuhnya. Jujur, aku malah aneh lihat orang merayakan ulang tahun secara besar-besaran. Lucu aja, jatah waktu hidup berkurang kok malah dirayakan. 

Tapi, memang ada beberapa umur yang kedatangannya ku rayakan sendiri, dengan caraku sendiri.

Termasuk umur dua puluh tiga ini. Ulang tahunku, 27 agustus.

Aku memang meniatkan melakukan sebuah ritual khusus kali ini. Bukan ritual sihir-sihir aneh loh. Semacam acara personal lah. Karena, umur 23 ini berbeda bagiku. Berbeda dengan cara yang baik dan buruk. 

Buruknya, begitu banyak kesedihan yang menyertaiku menaiki tangga ke-23 ini.

Pertama, aku kehilangan cinta enam tahunku, cinta yang ku pikir akan berakhir dengan bahagia. Sejujurnya aku pikir aku tidak akan pernahmencintai seseorang sedalam dan sekuat itu lagi.

Kedua, aku kehilangan seorang teman beberapa hari lalu. Yah, setidaknya aku menganggap dia temanku. Dan dia melakukan sesuatu yang betul-betul tak dapat ku maafkan. Hal ini membuatku semakin pesimis terhadap yang namanya persahabatan.

Ketiga, akhir bulan agustus ini juga menandai datangnya awal semester baru. Semester tambahanku. Sudah banyak teman-teman seangkatanku yang wisuda dan masuk ke dunia kerja

Keempat, I am a loner now. Really really a loner. Semakin bertambah usiaku, semakin aku menjauhkan diri dari orang lain. Orang terdekatku sekarang adalah keluargaku.

Kelima, aktivitas ngajarku juga nggak berjalan terlalu baik. Aktivitas itu memang mengalihkan tenaga dan pikiranku dari hal-hal aneh. Tapi, semua itu juga sangat menguras energi dan emosiku.

Keenam, keadaan psikologisku yang semakin memburuk. Emosi-emosiku bertambah muram. Gelap dan terang semakin cepat berganti. Dalam gelap, jurang dalam yang biasanya semakin bertambah dalam. Semakin sering aku terbiasa melukai diriku.

Tapi, ada juga hal-hal baru aku temukan. Pengalaman-pengalaman berharga yang berhasil aku tapaki. Di umur 23 ini, aku semakin mengenal diriku. Dan efeknya adalah aku semakin menghargainya, dengan caraku sendiri tentu. Aku temukan ketertarikan, minat, dan cita-citaku. Bukan hal-hal besar sih. Tapi, semua itu membuat aku punya pegangan untuk bertahan hidup.

Memasuki usia ini, aku kehilangan banyak hal. Tapi juga memperoleh banyak hal lain sebagai gantinya.

Saat SMA dulu, aku pikir usia 23 adalah usia pernikahanku. Umur dimana aku menjajaki awal yang baru bersama orang lain. melihat hidupku sekarang, aku pikir hal itu akan terjadi dalam kurun waktu yang agak lama ke depannya. Sekarang adalah masa-masaku benar-benar menikmati diriku. Menemukan apa yang ku sukai, melakukannya, dan mendapatkan kepuasaan serta kesenangan karenanya. Pernikahan terasa masih begitu jauh. 

Jadi, kali ini sedikit spesial.

Aku merayakannya dengan segelas mocaccino panas, sebungkus besar roti sisir selai nanas, dan sebatang lilin putih. Beginilah kalau punya hari ulang tahun tanggal tua, mesti seadanya. Hehehe. Niat awalnya sih beli sekotak brownies kukus dan lilinnya pake lilin ulang tahun yang kecil-kecil itu berjumlah dua puluh tiga buah. Karena penyesuaian dengan kapasitas kantong, akhirnya terpaksa diturunkan. Nggak masalah sih.
Aku nyalakan lilin itu sesaat sebelum detik terakhir pergantian hari. Lalu meletakkannya di nampan bersama roti selai tadi. Ku nyanyikan lagu ulang tahun untuk diri sendiri, lalu pergi ke tepi jendela dan berdo’a pada Tuhan YME atas hidupku di masa lalu dan di masa yang akan datang. Aku juga memposting gambar yang akan jadi mottoku ke depan, dan yaah… menulis postingan ini.

Aku akan biarkan lilin ini menyala sampai habis sebagai lambang harapan, perjuangan, pengorbanan, dan akhir serta awalku. Sebenarnya supaya lebih dramatis, tadi pinginnya lampu kamar dimatiin sampai lilinnya habis. Tapi, karena lampu kamarku ini berbagi dengan kamar adikku di sebelah, maka itu jadi tak mungkin. Bisa-bisa dia heboh sendiri.

Everlasting Candle Flame-Symbol Of Hope 

Aku juga sebelumnya punya niat memberi hadiah buku untuk diri sendiri. Memesan online dengan memperhitungkan waktu pengiriman sehingga buku itu akan datang besok. Tapi, karena satu dan lain hal maka perlu ditunda dulu.

Harapan sih pasti banyak. Pertama, supaya bisa jadi anak, kakak, guru, mahasiswa tingkat akhir, wanita, dan manusia yang lebih baik. Kedua, supaya bisa segera mencapai cita-cita [ ingat resolusi awal tahun ???]. Ketiga, supaya bisa terus berjuang, tidak menyerah akan hidup, dan akhirnya menginspirasi orang lain. Amin.

Dan, karena aku ini antisosial sejati, sejak dua tahun lalu aku sudah mengatur akun FB-ku untuk tak menayangkan tanggal ulang tahunku di beranda orang lain. Alasan pesimis, sih. Malah mungkin cenderung menyedihkan. Aku tidak mau stress sendiri memikirkan siapa di antara 570 orang teman Fb-ku yang cukup peduli padaku untuk mengucapkan selamat. Maka, tidak ada orang di dunia ini selain diriku yang sadar bahwa hari ini adalah hari ulang tahunku.

Jadi, begini rasanya berumur dua tiga ya. Sama aja rasanya kayak umur dua puluh. :D

Happy birthday to me
Happy birthday to me
Happy birthday...Happy birthday.
Happy birthday to meeeeeeeeeeee.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

This is virtual world. Tapi, inilah tempat yang justru membuat diri kita bisa sejenak melepaskan topeng-topeng dan jubah kepalsuan di dunia nyata. So, this is the real me, yang tak pernah ku tunjukkan kepada kenyataanku. Mari saling berbagi dan bercerita tentang hidup. Feel free to leave your comment. I am not too creative to reply the comments. So, sometimes i don't reply it. But, Please believe that i definitely read your single comment and really appreciate it.