Rabu, Februari 26, 2014

More

Kali ini aku sedikit lebih percaya diri. Aku bisa melakukan ini.

Satu irisan lagi.

Sama sakitnya, bahkan lebih sakit dari tadi pagi karena yang ini agak lebih dalam.

Source : Pinterest

Ternyata
Aku masih kurang berani.
Tapi hasilnya, kalau dua irisan tadi pagi butuh seharian untuk menampakkan bekasnya, maka yang ketiga ini langsung membekas. Ada sedikit darah yang merembes.

Ngilu.

Dan sakit.

Ku letakkan cutter itu, berpakaian lalu keluar untuk membeli keperluanku.

Seperti biasa, selanjutnya hanya ada aku dan diriku.

Aku berpikiran untuk menambah satu irisan lagi setibanya di rumah.

Sakit dari irisan ketiga itu memudar, digantikan oleh emosi dan sakit dari dalam diriku. Sama sekali tak ada rasanya. Jelas aku kurang dalam, hingga sakitnya dapat terkalahkan oleh perasaan dari diriku.

Source : Pinterest

Berikutnya, aku akan mencoba lebih dalam lagi.

Dan aku yakinkan. Bahwa dengan setiap irisan yang ku torehkan ke kulitku, aku akan jadi semakin kuat. Aku melakukan ini bukan karena aku berniat menyakiti diriku. Ini justru untuk membebaskanku. Supaya kesakitan dalam diriku agak teralih dengan rasa sakit  dari fisikku. Aku ingin lihat seberapa dalam aku harus menekan cutter hingga rasa sakitnya bisa menandingi kepedihan di sisi dalamku. Kesakitan melawan kesakitan. Aku mau tahu seberapa besar rasa sakit yang dapat ku tanggung. Torehan-torehan ini akan jadi bukti tentang rasa sakit yang ku hadapi. Tentang semua kegelapan yang dengan gagah berani ku tantang. Segala perih yang ku coba taklukkan. Tentang kemenanganku. Bahwa setiap irisan adalah keinginanku untuk terus hidup.

Karena dengan inilah semuanya agak terasa lebih ringan.

Itu untuk suatu saat nanti. Entah kapan, aku juga tidak berharap saat itu akan tiba. Mungkin aku akan mati lebih dahulu.

Untuk saat ini, aku butuh satu irisan lagi.

Stay Strong


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

This is virtual world. Tapi, inilah tempat yang justru membuat diri kita bisa sejenak melepaskan topeng-topeng dan jubah kepalsuan di dunia nyata. So, this is the real me, yang tak pernah ku tunjukkan kepada kenyataanku. Mari saling berbagi dan bercerita tentang hidup. Feel free to leave your comment. I am not too creative to reply the comments. So, sometimes i don't reply it. But, Please believe that i definitely read your single comment and really appreciate it.