Senin, Oktober 14, 2013

Mengenangmu...

Source : Pinterest

Sering aku bersyukur hidup di zaman modern serba teknologi ini. Terutama dengan demam jejaring sosial yang merebak di seantero negeri. Aku bersyukur, karena dengan begitu aku masih punya kesempatan untuk melihatmu, mengetahui kabarmu, meski hanya lewat monitor datar yang semakin lama terasa semakin menyilaukan.

Sayang sekali, sepertinya kamu hilang tak tahu dimana. Seingatku, dulu kamu punya satu akun jejaring sosial, masih seingatku juga, waktu itu aku langsung mengirimi permintaan pertemanan dan tak kamu terima hingga sekarang. Malam ini, saat aku sedang mengenang masa laluku, aku teringat padamu dan langsung ku hubungkan laptopku ke internet. Ku cari akunmu dengan mengetikkan namamu, tak ada. Ku tambahkan kota asalmu, tak ada. Ku cari akun-akun teman SMA yang seangkatan denganmu. Ku pelototi dengan teliti daftar pertemanan mereka. Setiap tombol page down ku tekan, aku berdoa agar namamu atau potretmu muncul di bawah. Ternyata tetap tak ada. Well, kamu hilang ditelan dunia. Kemana harus ku cari ?

Terakhir kita bertemu, kalau tidak salah saat aku sedang menjalani kelas dua SMA akhir, dan kamu sudah lulus. Sudah hampir tujuh tahun, ya. Waktu itu, aku ingat aku berdoa dengan sangat kepada Tuhan " Tuhan, tolong aku. Jangan biarkan dia pergi dari sini sebelum aku merelakannya atau mendapatkan penggantinya,". Well, Tuhan mengabulkan doaku. Kamu tidak pergi, tetap tinggal di sekitarku, dimana aku bahkan lebih sering melihatmu ketimbang saat kamu masih anak SMA. Terima kasih untuk itu, kamu tak tahu betapa itu membuatku tetap hidup, betapa kehadiranmu sangat berarti.

Tak lama, Tuhan mengirimkanku cahaya lain untuk menggantikanmu. Aku ingat tentang dirimu yang perlahan memudar dari hatiku, tergantikan oleh orang lain. Kamu tahu, Orang itu mirip denganmu. Manis, dan terkenal di sekolah karena masuk OSIS. Bedanya, kalau kamu dulu ketuanya, maka dia hanya anggota. Namun, dia juga adalah ketua salah satu ekskul paling elit di sekolah. Sepertinya mulai saat itulah aku menyadari kecenderunganku untuk jatuh cinta pada orang-orang yang terlihat berwibawa, bukan tampan. Tapi, punya kharisma dan ya...Sulit untuk diraih.
Lalu kamu pergi dari tempat kenangan itu, sesuatu yang tak membebaniku karena saat itu aku sudah menganggapmu sebagai Senpaiku, bukan lagi jiwaku. Kalau dipikir-pikir, betapa mudahnya aku menggantikan tempatmu, mengingat sebelumnya aku menganggapmu sebagai tiang penopangku.

Karena itu...Karena itulah aku ingin melihatmu lagi, meski hanya foto di jejaring sosial. Ingin sekali... Bagaimana ya cara menemukanmu ??? Aku sungguh ingin melihatmu, mengetahui keadaanmu, aku nggak peduli meski kamu udah nggak sekeren waktu SMA dulu. Beneran. Tolong, muncullah sekali lagi untukku, meski hanya di jejaring sosial..

Source : Pinterest

# Menunggu waktu sahur untuk puasa arafah..

2 komentar:

  1. selamat menunaikan puasa Arafah :))

    waduuh mengenag sesuatu yang telah berlalu memang sering menghadirkan suasana yang "gimana" gitu di dalam hati,,apalagi kenangan itu berbekas di hati :))
    salam EPICENTRUM
    mampir ya mbak :))

    BalasHapus

This is virtual world. Tapi, inilah tempat yang justru membuat diri kita bisa sejenak melepaskan topeng-topeng dan jubah kepalsuan di dunia nyata. So, this is the real me, yang tak pernah ku tunjukkan kepada kenyataanku. Mari saling berbagi dan bercerita tentang hidup. Feel free to leave your comment. I am not too creative to reply the comments. So, sometimes i don't reply it. But, Please believe that i definitely read your single comment and really appreciate it.