Minggu, Agustus 18, 2013

The Airport..

Siang tadi abis nganterin adek nomor tiga ke bandara buat balik ke sekolah asramanya di Jombang.

Ada dua tempat di dunia ini yang sanggup mengaduk-aduk perasaanku seketika, tempat-tempat yang membuat air mata bisa tiba-tiba mengalir, hati jadi sesak, dan kehilangan kemampuan berkata-kata.

Yang pertama, Laut. Yang kedua, Bandar Udara.

Untuk Laut, mungkin lain kali aja kisahnya. Cerita kali ini adalah tentang bandar udara.

Bukankah bandara itu tempat yang menakjubkan ? I mean, selain di tempat pernikahan, mana ada lagi tempat di bumi ini yang jadi wadah bercampurnya berbagai macam rasa ?

Tempat sepasang kekasih saling melepas janji 
Tempat keluarga berkumpul kembali
Tempat yang jadi pijakan terakhir di tanah kelahiran sebelum melangkah ke dunia asing
Tempat berpisah dan berkumpul kembali dengan orang-orang yang berharga.
Dengan campur aduk antara haru, senang, sedih, sakit, rindu, lega, dan sebagainya.

Orang yang pernah beberapa kali merantau dengan membawa mimpi dan tujuan, pasti merasakannya.

My personal impression about airport...
Pertama kali naik pesawat adalah saat mau sekolah SMA ke jawa, karena sekolahku adalah sekolah berasrama, maka diizinkan pulang kampung hanya setahun sekali, yaitu saat bulan Ramadhan. Namun, karena harga tiket pesawat lumayan mahal, selama tiga tahun bersekolah, aku hanya pulang satu kali saja. Oleh karena itu, kepulangan merupakan momen yang selalu terasa istimewa.

Kemudian, saat harus kembali lagi ke SMA, selalu lebih terasa berat. Diiringi dengan pesan orang tua & keengganan untuk masuk lagi di hari-hari sekolah yang sibuk, pesawat pun membawaku kembali ke tempat aku berjuang mencari ilmu & menemukan separuh diriku.

Saat lulus SMA & pulang untuk istirahat sejenak sebelum menapaki jalan berikutnya, membawa banyak perasaan lega dan bahagia karena sudah berhasil melewati satu lagi babak hidup, dan... dua cita-citaku sudah tercapai..

Lalu, kembali lagi ke Jawa untuk mengambil langkah berikutnya, menjalani cita-cita selanjutnya. Optimis, adrenalin, tegang, penasaran, bercampur jadi satu.

Satu setengah tahun kemudian, kembali pulang ke tanah kelahiran.
Membawa banyak perasaan sedih & sakit. Karena babak selanjutnya, yaitu bangku kuliah, akan ku tempuh di kotaku. Masalahnya adalah aku harus meninggalkan teman-temanku, duniaku, impianku, dan separuh hatiku yang kukenal selama perjuanganku di SMA & tahun-tahun berikutnya. Mereka semua tinggal di pulau yang berbeda. Orang-orang yang ku daptkan dengan susah payah dan waktu yang lama, karena menurutku, teman sejati adalah mereka yang menemani perjuanganmu dalam mencapai sesuatu.
Juga separuh diriku, my unrequited love, yang akan pergi lebih jauh lagi ke benua yang berbeda, tanpa sempat saling bertemu lagi setelah kelulusan SMA.
Takut kehilangan dan ketakberdayaan.

I remember, saking campur aduknya perasaan, saat itu aku sampai menangis di atas pesawat yang sedang take off sampai setengah jam kemudian.


Lapangan Dalam

Ruang Tunggu Pengantar

Jalan Masuk & Keluar Bandara

Tempat Parkir Roda Empat

[ Itu sebagian gambar penapakan bandara di kotaku, Mutiara Airport. Memang tak bisa dibandingkan dengan bandara-bandara besar di kota lain, apalagi bandara kelas internasional. Namun, pemandangannya sungguh sangat bagus, terutama di jalan masuk & keluar :D ]

Itulah kenapa bandara selalu jadi tempat yang spesial untukku. Bagiku, disana adalah simbol harapan, impian yang manis, masa depan yang cerah, cinta yang menyenangkan, kehilangan yang besar, dan begitu banyak perasaan-perasaan lain yang tak bisa diungkapkan dengan kata, namun mampu meneteskan air mata.

Selama setahun setelah kedatanganku kembali ke kota kelahiranku, setiap kali sedih atau depresi aku akan memacu motorku ke bandara yang letaknya memang tak jauh dari rumahku. Ke lapangan sebelah jalur lintas pesawat yang tak dibayar, sampai berjam-jam menyaksikan proses landing dan take off pesawat-pesawat. Membawa semua gelisahku jauh ke angkasa.

Sayang, tempat itu kini sudah ditutup. Tidak ada lagi tempat untuk menyaksikan datang dan perginya pesawat. Jalan satu-satunya masuk bandara adalah jika mengantarkan keluargaku ke bandara, yang cukup sering.

Namun anehnya, perasaan " airport lag " itu tak pernah hilang dariku. Jika terlalu lama menunggu kedatangan seseorang di ruang tunggu bandara, aku akan mulai menangis jika tak menyibukkan pikiran dan hatiku.

Dan tadi siang, saat mengantarkan adikku masuk ke ruang tunggu pesawat, kalimat yang sama mengoyak hatiku lagi

 " When i become the one who enter this entrance ?"



Source Of All Pictures : Google Images
# Soooooo...Memorable...

1 komentar:

  1. hhmmm.. ini juga sendu..
    kangennya kaya apaaa 3th kagak pulang :(

    BalasHapus

This is virtual world. Tapi, inilah tempat yang justru membuat diri kita bisa sejenak melepaskan topeng-topeng dan jubah kepalsuan di dunia nyata. So, this is the real me, yang tak pernah ku tunjukkan kepada kenyataanku. Mari saling berbagi dan bercerita tentang hidup. Feel free to leave your comment. I am not too creative to reply the comments. So, sometimes i don't reply it. But, Please believe that i definitely read your single comment and really appreciate it.