Jumat, Agustus 16, 2013

Quarter-Night Praying

Rainy night..
Sudah hampir pukul setengah empat. Lagi-lagi, malam ini tak bisa tidur, sleepless.
Dari tadi pikiran penuh. Begitulah, entah kenapa kalau malam hari itu ide dan inspirasi lancar sekali mengalir. Apalagi saat sudah lewat tengah malam. Dan lagi, kuliah masih libur. Lagi kedatangan " tamu " juga [ uppssss ]. So, nggak perlu bangun shubuh. Nggak ada juga beban nggak boleh ngantuk seperti saat hari-hari aktif kuliah.

Hari ini tanggal 16, besok 17. Esok siang, adikku yang nomor tiga sudah harus kembali ke sekolah asramanya di Jawa. Bakalan sepi, sedih juga. Meski selama lebih dari sebulan dia di rumah, aku juga nggak terlalu bergaul dengannya. Dia lebih akrab dengan adikku yang nomor dua. Mungkin, itulah yang membuatku agak merasa kehilangan. Yaahh, sifatnya memang lebih cocok ke adik nomor duaku itu, wajarlah kalau mereka dekat. Kalau aku lebih cocok ke adikku yang nomor empat, kembaran dari si nomor tiga. Si nomor empat juga sekolah di tempat yang sama [ sebenarnya, kami semua bersekolah di SMA berasrama yang sama :D ]. Tapi karena sesuatu hal kepulangannya ditunda sampai saat lebaran haji atau tahun baru.


Sampai beberapa saat lalu, hatiku penuh dengan ketakutan dan kekhawatiran, efek negatif dari begadang. Takut & khawatir akan banyak hal di hari esok. Beberapa hari lalu, aku sempat dapat masalah sama beberapa orang tua di kompleks ini. Tidak konfrontasi, sih. Sungguh memalukan juga sebenarnya kalau mereka mau-maunya mencari-cari masalah dengan orang seumuranku. Tapi, karena itu beberapa hari ini aku jadi tak nyaman keluar rumah. Kalau memang tidak bisa tidak harus keluar, aku memilih pergi di malam hari. Padahal, besok akan ada acara tujuh belasan dan aku harus mengatur acara itu. Which means, harus bertemu dengan mereka-mereka. Aaahhh, malas..

Hal berikutnya adalah studiku. 95% teman-teman seangkatanku saat ini sedang menjalani masa KKN mereka. Waktu pendaftaran KKN antara hampir dua bulan lalu, aku mencantumkan namaku dan mengurus berkas-berkas yang dibutuhkan. Namun, aku tak bisa mendapatkan tanda tangan dosen waliku. Padahal waktu itu aku menunggu dari pagi sampai sore di depan ruangannya selama tiga hari. Tak sekalipun dia tampak. Tak biasanya, karena beliau itu adalah pembantu dekan II fakultas, yang biasanya sering ada di kampus. Sebenarnya memang dari sebelum-sebelumnya aku sangat ragu untuk ikut KKN antara, karena bertepatan dengan bulan puasa. Dan, sungguh tak menyenangkan puasa di kampung orang, apalagi jika kampungnya terpencil dan jauh dari Palu ini. Di lain pihak, mayoritas temanku mendaftar semua dan SKS-ku ternyata mencukupi [ Pas-pasan, sih. 112 SKS dari syarat minimum KKN 110 SKS ]. Jadi, waktu itu aku berikhtiar bahwa selama tenggat waktu yang tersisa sampai deadline pengumpulan berkas, aku akan terus berusaha, jika tetap tidak bisa,berarti Allah belum menghendakiku menjalaninya, yang berarti ku tunda KKN-ku.
Masalahnya, aku mendengar gosip dari teman-teman saat pembekalan mereka, katanya bulan 10 tidak ada KKN [ biasanya ada], yang berarti KKN berikutnya diadakan di bulan maret atau semester 8. Jika aku mau maju sidang bulan april, maka sepertinya waktuku tidak cukup. Di sisi lain, aku masih belum memprogram 6 SKS mata kuliah pilihan. Jika semester 7 depan tidak ada KKN, maka aku bisa mengikuti mata kuliah-mata kuliah itu ditambah perbaikan. Namun, jika ada KKN, maka di semester 8-lah aku baru bisa memprogramnya, yang berarti tak mungkin lulus tepat empat tahun.
Hhhhfftt...

Masih banyak hal yang membebaniku, yang bisa ku ungkapkan maupun masih dalam bentuk samar dalam hati. Ku sadari aku takut akan hari esok. Takut sekali.




Ibuku pernah bercerita tentang ceramah yang dibacanya di internet. Mengapa manusia bisa stress ? Jawabannya adalah karena manusia terlalu sibuk mengkhawatirkan masa depannya. Seandainya tidak dipikirkan, tentu tidak akan menjadikan tekanan batin. Tapi, apakah bisa begitu ??

Pun sebuah hadis yang ku ingat menceritakan tentang sahabat Abu Bakar, yang apabila sudah mempunyai sesuatu untuk dimakan hari ini, maka sudah tenanglah hatinya. Yang dipikirkannya hanyalah makanan untuk hari ini, setelah kenyang, beliau pergi ke rumah Rasulullah SAW untuk belajar ilmu.

Seandainya bisa seperti itu, seandainya saja. Pada dasarnya manusia itu tidak pernah berpijak pada hari ini, manusia akan selalu terikat pada masa lalu atau tertawan oleh masa depannya. Hingga tak disadari, waktu pun cepat berlalu. 

Ya Allah, mudahkanlah jalanku. Kuatkan aku, berikan aku  ilham dan petujukMu. Tuntun aku dari kebodohanku. Hilangkan segala perasaan gelisah yang tak beralasan ini. Amin ya robbal alamiinn..



Source Of All Pictures : Google Images

# Oyasumi-nasai, Minna san.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

This is virtual world. Tapi, inilah tempat yang justru membuat diri kita bisa sejenak melepaskan topeng-topeng dan jubah kepalsuan di dunia nyata. So, this is the real me, yang tak pernah ku tunjukkan kepada kenyataanku. Mari saling berbagi dan bercerita tentang hidup. Feel free to leave your comment. I am not too creative to reply the comments. So, sometimes i don't reply it. But, Please believe that i definitely read your single comment and really appreciate it.