Jumat, November 21, 2014

Glitter Baby By Susan Elizabeth Phillips


Judul Asli :  Glitter Baby
Judul Terjemahan : Pencarian Sang Bintang
Pengarang : Susan Elizabeth Phillips
Penerjemah : Gina Gania
Tebal : 551 Halaman
Bahasa : Indonesia
Tahun Terbit : 2013
Penerbit : Dastan Books
Format : Paperback
Genre : Contemporer Romance
Serial : American’s Lady #1
Status : Milik Pribadi
Nomor Serial : 044/T/F/S-Q-01/2014
Beli di : Tb Online Fb Sale Novel Kolpri. Here

Blurbs :

Sejak lahir, Fleur Savagar dibesarkan di sebuah sekolah biara, dan hanya diizinkan bertemu ibunya selama sebulan dalam setahun oleh Alexi Savagar, ayah yang tak pernah ditemuinya. Fleur berusaha keras untuk selalu menjadi yang terbaik agar bisa memenangkan hati sang ayah yang entah mengapa sangat membencinya. Kemudian semuanya berubah ketika seorang fotografer memotret kecantikan Fleur yang tidak biasa dan membawanya menjadi model serta bintang terkenal di Hollywood.

Jake Koranda adalah penulis naskah sekaligus aktor yang menjadi impian setiap wanita. Tetapi di balik kesuksesannya, Jake hanyalah pria yang ingin melupakan masa lalunya. Pada awalnya, Jake keberatan ketika produsernya memilih Fleur untukmemerankan tokoh wanita dalam film yang ditulisnya. Ia tidak yakin gadis selugu Fleur bisa memerankan wanita penggoda yang penuh perhitungan.

Fleur yang semula hanya merasakan ketakutan terhadap Jake, perlahan mulai jatuh cinta pada pria arogan sekaligus baik hati itu. Sedangkan Jake sendiri tidak bisa menepiskan pesona kepolosan Fleur yang mengingatkannya pada saat-saat indah sebelum cinta pertamanya mengkhianatinya dan perang mengubah dirinya selamanya. Namun sebuah kesalahpahaman terjadi dan memisahkan mereka sebelum cinta mereka dapat bersemi. Sanggupkah Fleur menghadapi pengkhianatan dari orang-orang yang dicintainya? Akankah Jake menemukan cinta yang didambakannya dari sang bintang?

Review :

Kalau mendengar nama Fleur, apa yang pertama kali terlintas di pikiran? Kalau aku sih, Fleur Delacour dari buku serial Harry Potter. Iya, kan? Aku suka banget nama itu karena menurutku kesannya sang pemilik nama adalah seorang yang cantik dan anggun dalam cara yang elegan. Terus, enak aja ngucapinnya. Hehe.

Fleur versi SEP ini juga digambarkan cantik banget. Cantiknya bukan cantik biasa, tapi ada ciri khasnya yang majalah-majalah mode serta para pakar kecantikan tidak bisa menjabarkannya dengan kata-kata kecuali hanya mampu mencoba mengidentifikasi warna-warna dari anggota tubuhnya. Warna rambutnya hanya bisa dijelaskan sebagai “jalinan benang dari semua warna pirang yang berubah warna akibat cahaya”, iris matanya disebutkan berwarna seperti “pualam keemasan, cokelat gelap, dan kilauan hijau zamrud yang mengejutkan”. Kemunculannya adalah fenomena yang mengundang pemujaan berlebih terhadapnya dari para aktivis mode maupun orang biasa. Ia dikenal orang sebagai sang “Glitter Baby”

Namun ternyata, di balik semua kegaduhan yang dia timbulkan, Fleur hanyalah seorang ABG yang insecure dan rendah diri. Tapi ia terobsesi menjadi yang terbaik dalam segalanya. Dengan begitu, ia pikir sang Ayah yang entah mengapa tidak pernah mau bertemu dengannya akan berubah pikiran. Fleur benci tubuhnya. Ia merasa tidak  nyaman terutama dengan tubuhnya yang tinggi besar. Bahkan sampai ia berhasil mendapat tawaran main film pun, ia masih tidak nyaman dengan dirinya dan membenci profesi aktrisnya.

Di film pertamanya ia bertemu dengan Jake Koranda, sang penulis skenario film yang sudah berhasil menyabet pulitzer sekaligus aktor tampan terkenal. Awalnya, Jake tidak setuju dengan masuknya Fleur dalam jajaran pemain film yang ditulisnya. Jake menganggap Fleur tidak akan bisa memerankan perannya dengan baik karena Fleur tidak punya pengalaman akting sebelumnya. Namun, setelah saling lobi antar para produser, Jake menyetujuinya. Umur mereka berdua terpaut jauh. Jadi, selama syuting Jake memperlakukan Fleur sebagai seorang adik yang membuat Fleur merana karena diam-diam ia mulai menyukai Jake.

Novel ini menceritakan kehidupan dua generasi. Yaitu Belinda (Ibu Fleur) dan Aleksi Savagar, serta Fleur dan Jake Koranda.

Jika Fleur rendah diri, maka Belinda lebih parah lagi. Sejak remaja ia sudah punya cita-cita, ingin menjadi artis terkenal. Keinginannya tidak tercapai karena meski tubuh dan wajah Belinda sempurna, otaknya tidak cerdas dan ia tak punya bakat sama sekali. Karena itu ia hanya dijadikan sebagai simpanan muda para produser. Ia terobsesi pada para bintang. Para artis adalah cahaya kehidupannya, ia ditakdirkan untuk selalu berada dekat dengan mereka, berada di bawah sinar kebintangan mereka, dan akan mati perlahan jika tak mendapatkannya. Semua itu membuatnya rela diperlakukan seperti apapun asalkan bisa hidup bersama para artis. Nasib mempertemukannya dengan Errol Flynn dan Aleksi Savagar dan yang terakhir, Jake Koranda.

Aku beruntung bisa membaca serial ini dari seri pertama karena ceritanya menakjubkan. Novel SEP yang pernah ku baca itu serial Chicago Stars. Serial tentang para pemain football itu menurutku masih lumayan ringan dan lebih banyak komedinya. Tapi, American Lady lebih berat. Lebih banyak drama, tragedi, mellow, meski tetap ada unsur komedinya.

Gaya bercerita SEP sangat bagus, aku sampai tertegun-tegun membaca buku ini. Semua karakternya hidup dan terasa nyata. Karakter-karakter para tokohnya juga berkembang. Keluarga Savagar yang masing-masing menyimpan luka dalam hatinya. 

Aleksi Savagar, sang kepala keluarga adalah tokoh antagonis. Uh, padahal dia ini adalah favoritku sebelum jadi jahat. Bayangkan, ia rela menikahi Belinda meski tahu Belinda itu bekas simpanan teman sekaligus saingannya, dan ya...istilahnya cuma menang cantik doang. Hatiku rasanya nggak rela melihat bagaimana Aleksi berubah jadi menyedihkan.

Fleur dan Michel, adik tirinya, menemukan jati diri masing-masing. Michel yang awalnya dimanjakan oleh sang nenek, dibuang oleh ayahnya setelah diketahui bahwa dia gay. Tapi, ia berhasil menjadi perancang busana terkenal. Fleur, dengan segala kesedihan, kekecewaan, dan ketakutannya, akhirnya menemukan diri dan jalannya sendiri. Ia tidak rusak karena latar belakang keluarga maupun masa lalunya. Bahkan, meski orang-orang tergila-gila dengan tubuhnya, Fleur tidak lantas menjadi sombong seperti kebanyakan orang. Ia bahkan sempat menjadi gemuk.

Jake, yang dikhianati istri sekaligus cinta pertamanya tidak lagi percaya cinta. Aku suka Jake ini bukan dari karakternya, tapi bakat-bakatnya. Ia penulis yang sukses. Orang-orang rela membayar mahal untuk bisa membaca naskah skenario filmnya. Ia tidak sombong. Dan, sebagaimana hero yang baik, ia juga punya masa lalu yang buruk. Tapi, Jake ini karakternya lemah. Kalau nggak karena inisiatif Fleur, kayaknya hubungan mereka ini nggak bakal maju-maju karena Jake selalu terjebak dalam dirinya sendiri. Rasanya karakter Jake tenggelam diantara tokoh-tokoh lainnya. Apalagi, Jake ini nggak punya andil dalam kebangkitan Fleur setelah sekian lama. Untungnya walaupun ganteng dan terkenal, Jake bukan playboy. Terus, adegan terakhir pas Jake mencoba kembali pada Fleur dengan meniru adegan dari sebuah film lucu juga.

Yang paling menyebalkan, tentu saja Belinda. Dia ini tokoh kunci yang menjadi pusat perputaran nasib semua karakter. Belinda ini sangat kekanak-kanakkan. Dalam pikirannya hanya ada cara bagaimana agar ia selalu dekat dengan orang-orang terkenal. Ia sama sekali tidak bisa mandiri. Untungnya, ia sangat mencintai Fleur. Penggambaran karakternya sangat baik, aku sampai gemas banget bacanya. Nggak bisa bayangkan deh bagaimana kalau di dunia nyata ini ada orang yang kayak dia ini, nggak punya kepribadian dan prinsip sama sekali.

Dan jangan lupakan sahabat Fleur, Kissy, yang menjadi orang pertama yang dipercaya oleh Fleur. Kissy setia mendampingi Fleur hingga mereka berdua menjadi orang yang berhasil memenuhi cita-cita mereka masing-masing. Kisah cinta Kissy ini juga lucu. Kissy selalu menjalin hubungan dengan para lelaki yang hanya menginginkan tubuhnya saja. Namun, ketika ada seorang lelaki yang mencintainya apa adanya, ia jadi bingung. Akhirnya Fleur menyuruh lelaki itu, Charlie, untuk mencoba mendekati Kissy tidak dengan tubuhnya tapi lewat otaknya. Kissy itu cewek pintar, namun selama ini tak ada yang mempertimbangkannya karena ia punya aset-aset tubuh maut. Untungnya, Charlie juga  pintar. Pendekatan Charlie yang tidak biasa, yaitu selalu menuntut pendapat-pendapat Kissy tentang topik-topik ilmiah dan isu politik, akhirnya berhasil. Dan setelah mengalahkan Kissy dalam permainan scrabble, Charlie berhasil memiliki hati Kissy sepenuhnya. Sejujurnya, aku lebih suka pasangan itu ketimbang Jake-Fleur.


Untuk cerita, ku kasih rating perfect karena menyentuh, tokoh-tokohnya lovable, dan nggak ada holenya :


Dan untuk sampul, yah... Aku kurang sreg sama sampul buku-buku dastan, sih. Soalnya aku penggemar cover animasi.  Modelnya cantik, sih. Tapi tetep aja.


#Gomawa...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

This is virtual world. Tapi, inilah tempat yang justru membuat diri kita bisa sejenak melepaskan topeng-topeng dan jubah kepalsuan di dunia nyata. So, this is the real me, yang tak pernah ku tunjukkan kepada kenyataanku. Mari saling berbagi dan bercerita tentang hidup. Feel free to leave your comment. I am not too creative to reply the comments. So, sometimes i don't reply it. But, Please believe that i definitely read your single comment and really appreciate it.