Selasa, Juni 03, 2014

Z...Z...Z...Z...

Last night was one of those sleepless night.

Source : Pinterest

Malam tak dapat terlelap. 

Mengingat-ingat kembali tentang penyakit insomniaku ini, sepertinya bermula dari aku kelas 3 SMA. Saat itu, aku sudah pindah tempat tinggal dari pondok ke kos yang lebih ringan peraturan-peraturannya, termasuk soal jam tidur. Sehingga tidak ada paksaan mau tidur jam berapa pun. Ada satu malam yang paling ku ingat ketika menjelang try out dimana aku dipenuhi energi dan adrenalin yang luar biasa di tengah malam. Sehingga aku memutuskan mengambil buku cetak Geografi mulai dari kelas satu sampai kelas tiga dan membacanya semalam suntuk. 6 buku dan semuanya ku lahap habis. Hasilnya memuaskan. Karena besoknya memang dijadwalkan untuk try out Geografi, maka aku berhasil mendapat nilai try out tertinggi di sekolah.

Dan, semakin dipikir, memang kira-kira saat-saat itulah aku sering tak dapat tidur semalaman. Meski aku tak dapat mengingat satu persatu kejadian itu, apakah memang mataku yang tak dapat terpejam atau karena energi dan ide yang  melimpah ruah butuh penyaluran.

Aku yang sekarang tahu kalau di waktu-waktu itulah aku mengalami Manic. Memang tidak sesering sekarang.

Source : Pinterest

Belum lama berselang, waktu-waktu insomnia menjadi waktu yang cukup menakutkan bagiku. Itu ketika aku belum memiliki laptop atau novel-novel koleksi. Aku dari kecil suka sekali membaca, tapi dulu yang ku koleksi hanyalah komik yang jumlah halamannya sedikit serta singkat sekali waktu menamatkan membacanya. Jadi, aku menghabiskan malam-malam itu dengan menonton film Hollywood di televisi. Waktu itu, kalau sudah jam 10 malam, maka hampir semua stasiun televisi swasta akan menayangkan film barat.

Sleepless night used to be a scary time.

Aku takut gelap. Mengerikan rasanya menyadari bahwa hanya kita sendiri yang bergerak, bernafas, dan berfikir di luasnya ruangan. Mendadak semuanya jadi terasa mencekam, perasaan parno seperti sedang diawasi pun mulai muncul. Kadang, karena tak kuat dengan perasaan takut itu, aku memilih mematikan televisi lalu berbaring di tempat tidurku. Membolak-balikkan tubuh sebanyak aku berani, memikirkan masa-masa lalu dan masa depan, menunggu kantuk menyerang. Kadang aku membersihkan kamar atau bahkan berkreasi membuat kerajinan tangan.

Sekarang, semuanya terasa lebih ringan. Laptop tersedia, dan di dalamnya aku punya banyak hal yang ku sukai. Novel-novel atau komik elektronik, anime-anime dan film favorit, lagu-lagu, tulisan-tulisan, gambar-gambar desain, internet, dan banyak lagi. Novel-novel fisik juga sudah lumayan banyak. Jadi, aku bisa melewati malam dengan cukup sibuk. Akhir-akhir ini aku lagi suka sama novel-novelnya Dan Brown yang semuanya tebalnya lebih dari 600 halaman. Di hari-hari biasa, aku tidak akan punya konsentrasi dan ketenangan yang cukup untuk menamatkan novel-novel tersebut. Tapi, berkat insomnia, aku sudah berhasil menyelesaikan membaca kelima novel pertama beliau. Yang terakhir ku baca itu tadi malam, yang judulnya Deception Point. Aku membaca dari halaman yang terakhir kubaca yaitu 121 hingga tamat.

Source : Pinterest

Terkadang, saat Manic menyerang namun tubuhku terlalu lelah untuk menuruti pikiranku supaya tetap terjaga, aku memaksakannya untuk tidur juga. Dan hasilnya tidak baik. Aku jadi mengalami halusinasi menakutkan tentang kematian dan hari kiamat. Yang membuat tubuhku bergetar ketakutan hingga aku harus keluar dari kamar untuk melihat wajah-wajah tidur adik-adikku di kamarnya masing-masing. Hal itu membuatku kapok untuk memaksakan diri tidur sementara pikiran jelas-jelas punya keinginannya sendiri.

Yang buruk adalah, hariku setelah malam tanpa tidur. Aku jadi bad mood, sakit kepala, sulit konsentrasi, jantung berdebar-debar, mengantuk luar biasa, mudah marah, malas, sensitif, dll. Terutama bila malamnya sempat mengkonsumsi kopi. Itu benar-benar mengganggu keseharianku apalagi kalau aku harus sibuk menyelesaikan sesuatu di siang harinya.

Seperti sekarang. Sebenarnya senin kemarin adalah targetku untuk bimbingan proposal pertama kalinya. Namun, karena pengaruh insomnia itulah, perasaanku sekarang jadi tidak enak dan inginnya tidur saja.

Hooaaahhhmmmm...



1 komentar:

This is virtual world. Tapi, inilah tempat yang justru membuat diri kita bisa sejenak melepaskan topeng-topeng dan jubah kepalsuan di dunia nyata. So, this is the real me, yang tak pernah ku tunjukkan kepada kenyataanku. Mari saling berbagi dan bercerita tentang hidup. Feel free to leave your comment. I am not too creative to reply the comments. So, sometimes i don't reply it. But, Please believe that i definitely read your single comment and really appreciate it.