Minggu, Mei 18, 2014

A Story About My Moving On

Sudah 90% menjalani tahap move on ke kehidupan yang lama sebelum KKN.

Sudah 2 minggu di rumah, tapi rasanya masih agak melayang-layang, seperti masih diantara gitu. seperti hati, pikiran dan tubuhku belum menyatu di tempat yang sama.
Seperti inilah aku, seseorang yang susaaaaaahhh banget move on, dari hal apapun. Orang ataupun momen. Kadang ku berpikir, seluruh hidupku ini adalah perjalanan move on dari satu hal ke hal lain. Aku ini orang yang hidup diantara dua masa, masa lalu dan masa depan.


Source : Pinterest

Jadi, sekarang aku lagi sibuk buk banget nget. Pulang-pulang dari KKN langsung dihadapkan sama penyelesaian administrasi KKN ( Catatan harian individu, catatan harian kelompok, catatan mingguan dan bulanan kelompok, laporan akhir kelompok, daaaaannn karya tulis ilmiah ).  Karena aku sekretaris posko, jadilah aku ngerombak semua catatan-catatan itu dari awal. Soalnya waktu KKN, ternyata penulisannya salah. Ck..ck..ck.

Terus, dihadapkan lagi dengan rencana acara Festival Anak Sholeh ( FAS ) dan bazaar muda-mudi yang insyaallah diselenggarakan tanggal 1 juni. Untuk FAS, ada 12 event yang dilombakan. Karena TPA-ku punya 5 guru, jadi kami berbagi melatih 12 lomba itu. Aku kebagian melatih lomba asma'ul husna dan nasehat. Yang tahun kemarin juga aku ngelatih bagian ini.

Yang paling rempong tuh bazaar. Panitianya nggak mau susah sih. Disuruh menghias stand dengan janji akan dinilai dari segi keunikan. Tapi, fasilitas yang disediakan cuma meja dan kursi. Nggak ada tiang yang membatasi antara stand satu dengan yang lain. Jadi, standnya nanti tuh cuma meja dengan kursi doang. Trus, apanya yang mau dihias ????? Mauku itu, ada lah tiang-tiang gitu, jadi nanti aku bakalan ngelilitin kain diantara tiang-tiang itu. Trus di kain itulah barang pajangannya ku gantung. Soalnya, tidak kayak bazaar puasa kemarin yang hanya jualan makanan, Kayaknya kali ini konsepnya lebih ke pameran. 

Tadi sudah bertukar pikiran dengan guru kelompok sebelah yang punya problem yang sama masalah dinding itu. Idenya malah lebih ekstrim. Dia mau minta izin sama pengurus disana buat mencongkel paving block yang menutupi seluruh tanah disana. Iya kalau pas pavingnya diangkat dibawahnya terus tanah lunak sampai ke bawah. Nah, kalo yang dibawahnya semen keras ??? Malah cari kerjaan saja. 

Ide awalku adalah membuat kotak rangka bujur sangkar dari kayu. Tapi, rencana itu butuh setidaknya 11 batang kayu. Nah, mo dicari dimana itu ?? Akhirnya, aku dapat ide lain. Ambil kardus atau ember cat yang kecil, tancapkan tiang di tengahnya terus ditimbun dengan adukan semen. Cara itu cuma butuh 4 batang kayu. Kalau masalah bahan bangunan sih, masih bisa dicari gratis.

Source : Pinterest

Semalam aku tak tidur sedikitpun. Terlalu banyak rencana di kepalaku. Seperti biasa, pikiranku melompat-lompat dari satu hal ke hal lain dengan cepat.

Besok, nyetor judul KTI ke dosen pembimbing KTI. Padahal, hari sabtu deadline mengumpulkan KTI. Belum bikinnya, bimbingannya, ngejilidnya..Ini salahnya jurusan Ekonomi, rempong banget mau ngurus KTI doang. Harus pake blangko yang formatnya ditentukan, udah gitu nggak ada lagi lembarannya di Fakultas. Harus nyari sendiri ke teman-teman. Yang paling parah, mesti nyetor judul 3 biji. Ntar dosennya yang milih judul mana yang harus di-KTI-kan. Beda sama Fakultas lain. Bikin aja KTI, terus pergi sama dosen pembimbingnya, nggak pake lama-lama, langsung tanda tangan halaman pengesahan, setor deh. 

Nggak tahu kenapa nih Ekonomi kayak gini. Cuma ni Fakultas yang birokrasinya aneh banget.

Apalah, itu urusan besok.

Senang sih sibuk kayak gini. Senang juga pikiran nggak pernah mati. Jalannya waktu jadi nggak kerasa.

Tapi kadang, rindu juga dengan suasana KKN kemarin. Apa ya, nggak kayak teman-teman lain yang memang getol bersosialisasi dengan masyarakat sehingga mereka lebih akrab dan lebih berasa kesan pergaulannya dengan warga desa. Aku bersosialisasi seperlunya saja, seperlunya banget.  Hasil dari pergaulan ala kadarnya itu, saat sudah kembal ke Palu, teman-temanku yang lain sudah dihubungi secara rutin oleh sekitar 7 warga desa berbeda. Aku hanya 3 orang, itupun sekarang udah jarang banget. Mungkin karena sms mereka nggak ku balas, atau pas ngobrol denganku trnyata nggak asyik, atau memang ada hal lain aja. Nggak tahu, deh. Nggak peduli juga kok. Bukan orang-orangnya yang membekas di hatiku. Tapi tempatnya. Aku betah disana. Soalnya alamnya luar biasa.

Selain itu, setelah menelaah lebih lanjut tentang mengapa aku ingin kesana lagi, aku dapat jawabannya. Selama disana tuh aku tenang banget. Sempat sih, depresi sekali pas hari-hari pertama disana. Saat itu aku sempat ngiris lenganku dua irisan. Setelah itu sampai pulang, nggak lagi. Aku ngerasa emosiku jernih banget. Pikiranku tenang. Bebanku terasa menghilang. Aku nggak tertekan oleh masa lalu atau masa depanku. Aku menjalani hari demi hari dengan baik. Merasakan setiap aliran waktu di tiap detiknya. Sampai-sampai, di akhir bulan pertama aku sempat buat video tentang perasaanku yang seperti tersembuhkan.

Kini, di titik mulaku kembali, aku berharap bahwa aku berubah. Seperti apa ? Aku juga tidak tahu. Yang jelas, aku berharap hal-hal baik timbul dari diriku. Kerasa sih kalau sudut pandangku sekarang sepertinya berubah, yang lain-lain dalam hati juga. Pokoknya, di dalam diriku ada yang berubah. Susah jelasinnya.

Source : Pinterest

Jadi, kembali ke hari-hariku yang biasa. Yang selalu sibuk memikirkan 10 hal berbeda di waktu yang sama, kelimpungan mengerjakan 3 sampai 4 pekerjaan secara bersamaan, yang kalau lagi tenang ya bener-bener tenang banget nggak ngapa-ngapain, yang lari kesana-kemari karena selalu menunda pekerjaan, yang melempar segala macam bend ke penjuru ruangan hanya untuk mencari 1 atau 2 benda. Intinya, cara hidupku yang " Tiba Masa Tiba Akal ".

Kacau, sih. Tapi seru.

Oke, mulai besok pagi di saat membuka mata, ayo berjalan maju lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

This is virtual world. Tapi, inilah tempat yang justru membuat diri kita bisa sejenak melepaskan topeng-topeng dan jubah kepalsuan di dunia nyata. So, this is the real me, yang tak pernah ku tunjukkan kepada kenyataanku. Mari saling berbagi dan bercerita tentang hidup. Feel free to leave your comment. I am not too creative to reply the comments. So, sometimes i don't reply it. But, Please believe that i definitely read your single comment and really appreciate it.