Sabtu, April 11, 2015

Just Don't Hurt Me

Source: Pinterest

Tidak mau terlalu dekat dengan orang lain karena pada akhirnya aku akan tersakiti. Tidak peduli pada awalnya tanpa disadari jadi dekat karena kesamaan mimpi, visi, pandangan, maupun keinginan... semuanya akan berakhir dalam sekejab. Dan menyakitkan. Semakin dekat seseorang, semakin mereka merasa bebas terhadapmu. 

Akulah yang selalu pertama kali mengambil langkah menjauh. Saat aku sadar tentang pertandanya, pertanda bahwa suatu ikatan akan berubah menyakitkan. Kadang juga aku terlalu menikmati berada di suatu hubungan, terlena dengan kelegaan karena bisa terhubung dengan orang lain, sehingga membuatku lalai dan akhirnya terlambat pergi.

Orang-orang yang tanpa sadar menjadi dekat ini, sebenarnya dalam satu dan dua hal punya kemiripan denganku. Ada yang sama-sama suka membaca dan menulis, ada yang punya kesamaan prinsip, ada juga yang punya ide-ide gila dan baru terhadap lingkungan yang kami bagi, ada yang sama-sama terkurung dalam dunia anak-anak-menyukai anime, kartun, dan komik. Tapi entah mengapa pada akhirnya semua menjadi salah. Sebagian lalu mengabaikanku saat sudah merasa kuat terbang sendiri, sebagian lagi menemukan orang yang lebih 'normal' untuk diajak bicara walau aku selalu ada, sebagian menganggapku hanya bagian kecil dari hidup mereka--meski aku menganggap mereka begitu penting. Ketika aku pergi, mereka selalu menatapku dengan mata itu, mata yang bertanya "Mengapa?". 

Semua orang memilih untuk 'ada' dengan caranya sendiri-sendiri, hampir semuanya mampu berkompromi dengan individu-individu yang terhubung dengan mereka dalam jalan mencari pembuktian diri itu. Tidak masalah bila sedikit terluka, kecewa atau tersakiti yang penting tujuan yang diinginkan bisa tercapai. Tapi aku berbeda. Aku tidak bisa menerima bila orang merasa bisa menyakitiku hanya karena mereka mampu. Tentu saja aku ingin berhasil dalam mimpi-mimpiku, keinginanku, aku ingin diakui dengan caraku. Tapi, tidak bila itu melukaiku. Aku sudah menjalani hidup yang panjang, dengan cerita kelam dan sedih di banyak bagiannya. Jadi, aku merasa berhak mengatur hidupku. Siapa-siapa saja yang ku izinkan membuat hubungan denganku, siapa-siapa saja yang hanya menjadi persinggahan atau batu loncatan, siapa-siapa yang cukup menjadi teman seperjalanan dalam satu fase. Aku sudah  belajar memilah semua itu. Aku tidak peduli lagi bila orang mengataiku sombong, kacang lupa kulitnya, tidak becus, dll. Sungguh aku tidak peduli karena, hei..yang tersakiti kan aku. Tidak seperti orang lain, aku tidak bisa begitu saja menumpahkan uneg-unegku, rasa sakitku, "sampahku", pada orang lain karena itu akan membuatku merasa sangat benci pada diriku walau orang itu pantas mendapatkannya.

Begitulah caraku melindungi hatiku dan pada akhirnya...melindungi diriku sendiri. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

This is virtual world. Tapi, inilah tempat yang justru membuat diri kita bisa sejenak melepaskan topeng-topeng dan jubah kepalsuan di dunia nyata. So, this is the real me, yang tak pernah ku tunjukkan kepada kenyataanku. Mari saling berbagi dan bercerita tentang hidup. Feel free to leave your comment. I am not too creative to reply the comments. So, sometimes i don't reply it. But, Please believe that i definitely read your single comment and really appreciate it.