Lambang LPM Produktif
Hari ini pulang dari kampus jam sepuluh malam.
Aku udah pernah cerita belum ya soal keikutsertaanku dalam organisasi Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) di kampus ?? Belum, ya ?? Padahal aku masuk udah dari masih mahasiswa baru lho. Berarti dari tahun 2010, dua tahun lalu. Dari awal saat perkenalan lembaga di ormik, ada dua lembaga yang tertarik untuk ku ikuti. Sebelum masuk kampus, aku memang udah punya niat buat aktif berlembaga. Lembaga yang menarik perhatianku waktu itu adalah Lembaga Dakwah Kampus ( LDK ) dan LPM. LDK karena dekat dengan kehidupan sehari-hariku, jadi ku pikir aku bisa berkembang pesat disana. Selain itu presentasinya menarik dan ada teman dekatku yang senior juga jadi pengurus disitu. Bahkan, aku sempat dapat tiket gratis untuk PPAB-nya, lho. Soalnya aku bisa jawab pertanyaan mereka. Sayang, tiket itu tak jadi ku gunakan, karena saat hari kegiatan aku malah harus opname di RS karena DBD.
Untuk HMJ aku tak begitu tertarik, karena HMJ menerapkan sistem penggodokan dalam proses PPABnya. Males deh, udah gede gini masih zaman aja gitu dibentak-bentak nggak jelas sama orang-orang yang umurnya nggak beda jauh-jauh dari kita ?? Akhirnya aku milih LPM, kebetulan juga ada teman yang mengajak. Dan aku juga saat itu sudah mulai tertarik dengan dunia tulis menulis. Alasan lain, karena lembaganya mengedepankan sistem kekeluargaan dan....anggotanya nggak banyak. Saat aku mendaftar, anggota aktif di dalam merangkap sebagai pengurus sekaligus kru hanya lima orang. LPM memang tidak pernah mempunyai banyak anggota. Dan, itu hal yang cukup ku sukai. Tidak terlalu banyak orang berarti aku punya banyak kesempatan untuk membuktikan diri. Selain itu aku juga kan orangnya nggak begitu suka sama kumpulan orang yang banyak.
Setelah itu kami membuat sebuah penerbitan buletin. Ingat banget deh sensasi pertama mewawancarai orang lain. Kalau tak salah waktu itu aku ditugaskan mewawancarai sekaligus menyusun berita tentang sebuah lembaga di Fakultas yang belum diakui legalitasnya. Agak deg-degan gitu. Karena ketua lembaga yang ku temui itu juga adalah anggota MAPALA, tahu kan gimana.. Agak keras dan kasar omongannya, penampilan luarnya juga menyeramkan. Tapi, begitu bisa terbit dan diedarkan ke seluruh fakultas, Rasanya bangga melihat kredit nama sendiri tercantum di bawah berita.
Setelah pergantian pengurus baru tak lama setelah itu, aku ditunjuk jadi Pimpinan Redaksi. Bayangkan, baru masuk jadi anggota, masih kuliah tahun pertama dan sudah diberi tanggung jawab begitu besarnya. Sayang seribu sayang, kepengurusan di zamanku tidak berjalan baik, tidak satu terbitan buletin pun yang beredar. Semua karena hilangnya garis koordinasi dari pimpinan umum. Anggotanya jadi kocar-kacir, saat itu aku sempat ngotot buat cari dan bikin berita sendiri. Namun,karena bagian layout orangnya nggak bisa diharapkan dan aku juga nggak bisa layout, terbuang percumalah semuanya.
Hampir dua tahun LPM vakum. Bahkan saat ketua umum diganti dengan pelaksana tugas sementara dari Badan Pengawas Organisasi ( BPO ) pun tetap tak berjalan mulus. Kegiatan yang berhasil dilaksanakan hanya dies natalis dan diklat PPAB, itupun semrawut dan tak jelas. Setelah itu LPM vakum lagi sampai Mei kemarin, saat kami anggota aktif memaksakan membuat Mubes dan menunjuk pengurus-pengurus baru. Kali ini aku terpilih jadi Sekretaris Umum, orang nomor dua di lembaga setelah Ketua Umum.
Namun, geliat LPM mulai terasa setelah idul fitri. Kami mulai menata ruangan sekretariat kami dan merencanakan kegitaan diklat PPAB. Anggota yang masih mau aktif dan peduli untuk membangun LPM lagi hanya tujuh orang. Jadi, kami bertujuh merangkap enam posisi pengurus inti, kru, dan saling memutar posisi kepanitiaan jika ada kegiatan lembaga. Ada senang dan sedihnya. Senangnya karena kami cuma sedikit, maka suasana kekeluargaan itu sangat terasa, kalau kerja maka semuanya kerja tanpa melihat posisi kepengurusan yang disandangnya. Sedihnya, banyak pekerjaan yang terbengkalai dan tidak terhandle dikarenakan kurangnya personel. Alhamdulillah, di PPAB akhir bulan lalu, kami melantik 19 ( sembilan belas ) orang anggota baru. Rekor anggota baru terbanyak yang pernah dimiliki LPM. Sebelum ini, anggota baru yang berhasil sampai pelantikan paling banyak hanya tujuh orang, yaitu di zamanku. Dari tujuh orang itu, tinggal dua orang tersisa yang masih peduli pada LPM, termasuk aku.Yang dua orang sudah pindah kampus, dan yang tiga sibuk dengan urusan masing-masing.
Sebagian Pengurus Inti LPM Produktif
Maka, jumlah kami sekarang hampir 30 orang. Mulailah kami mengisi pos-pos kepengurusan yang sebelumnya kosong seperti divisi pemasaran & distribusi, divisi produksi, dan divisi periklanan yang dibawahi oleh pimpinan perusahaan. Juga Pimpinan redaksi sekarang membawahi redaktur pelaksana mading & buletin yang masing-masing anggotanya antara 3-4 orang.
Suasana Penerimaan Materi Saat PPAB Outdoor
Anggota baru, semangat baru. Sekarang, kami sedang mengerjakan proker utama sebuah lembaga pers, yaitu penerbitan. Kami sudah rapat redaksi dua minggu lalu. Dalam rapat itu semua anggota baik lama atau baru ditugaskan untuk mencari berita, menyusunnya, lalu menyerahkannya kepada editor. Editornya kami bertujuh pengurus inti. Deadline pengumpulan berita sudah hari senin kemarin, namun masih ada saja yang beritanya belum siap edit. Akhirnya hari ini baru terkumpul semuanya.
Jam sebelas tadi kami rapat lembaga, dan banyak pengurus yang masuk kelas untuk kuliah. Aku yang cuma punya satu mata kuliah di hari Rabu, mulai mengedit sendirian. Beberapa saat kemudian, datang Pimpinan redaksi & Dewan Redaksi untuk membantu. Pengurus lain masih sibuk dengan urusannya masing-masing sampai jam lima sore baru bisa terkumpul semua untuk duduk bersama. Saat itulah kami mulai total mengedit.
Kami membeli nasi tahu tempe di warung lalu makan bersama saat jam tujuh, lalu mulai mengedit lagi. Pimpinan redaksi tepar dan tertidur selama hampir satu jam.
Masalahnya, di antara tujuh orang pengurus ini, hanya aku satu-satunya yang punya pengalaman menyusun lalu mengedit berita hingga siap di-layout. Keenam pengurus lain adalah adik tingkat setahun di bawahku, 2011. Saat masuk, mereka tidak didiklat dengan baik dan belum pernah menyusun apalagi mengedit berita. Jadi, meski sebelumnya sudah pembagian berita editan, tetap saja hasilnya berantakan. Untung ada Dewan Redaksi, yang merupakan Pimpinan Redaksi sebelumku. Apalagi, berita-berita yang masuk masih sangat berantakan, baik dari segi susunan bahasa maupun tanda bacanya. Maklum saja, meski ada anggota yang bukan mahasiswa baru, ini baru pertama kalinya mereka menulis berita. Proses editing mengubah hampir 80 % struktur berita awal. Belum lagi yang identitas narasumbernya tidak jelas, tidak ada fotonya satupun, sampai yang beritanya ngalor ngidul terbang jauh dari judulnya. Akhirnya, hanya aku yang mengedit berita tanpa bantuan, sementara yang lain, selain dibantu dewan redaksi juga kami saling meminta pendapat dari yang lain atas berita yang menjadi bagian editannya masing-masing. Seru, deh. Pokoknya seru banget.
Source : Pinterest
Dengan semua itu, pukul 10 tadi kami baru selesai. Itupun baru 95 ( sembilan puluh lima ) %. Masih ada satu berita yang rancu dan perlu dilakukan wawancara ulang dengan narasumbernya. Total ada tujuh rubrik yang meliputi 17 berita. Yaitu rubrik berita utama yang memuat dua berita, rubrik berita khusus yang memuat enam berita, rubrik kabar lembaga yang memuat delapan berita laporan kegiatan semua HMJ & UKM di Fakultas, satu rubrik Coming Soon yang berisi berita singkat untuk penerbitan selanjutnya, rubrik opini yang berisi tiga opini, rubrik kaktus ria yang diisi dengan satu cerbung dan dua puisi, kemudian rubrik kaktus berbagi yang memuat tentang teknik edit digital foto. Ditambah dengan dapur redaksi serta editorial. Hhh... Busyett.. Kami memang mati-matian berusaha di edisi perdana setelah dua tahun ini. Kami ingin kemunculan kami disambut dengan baik dan layak.
Jam setengah sepuluh, tiga orang cewek sudah dicalling sama mama tercinta di rumah masing-masing. Jadi, aku yang diberi tugas menghimpun semua berita hasil edit, secepatnya ku kumpulkan berita dari enam kru lain. Kami sempat terhambat dengan salah satu laptop yang bervirus sehingga datanya habis dimakan. Namun, akhirnya berhasil selesai juga. Semuanya langsung ku serahkan pada layouter, deadlinenya layouter adalah senin depan. Jadi, baru saat itu kami bisa melihat hasil kerja masing-masing.Dengan anggaran waktu percetakan selama dua hari, kira-kira rabu depan buletin itu baru bisa dipasarkan. Ngg... Jadi nggak sabar. Ini juga salah satu senangnya masuk LPM, kita bisa melihat hasil kerja kita di depan mata secara berwujud dan ada bentuknya. He,,he,,he,,,
Saat pulang, gerbang kampus sudah hampir dikunci oleh satpam. Untung masih keburu..Karena arah rumahku yang berbeda sendiri dibanding anggota lain, maka aku pulang sendirian. Namun, karena kampusku ini letaknya di atas bukit paling tinggi di Palu, maka selama perjalanan aku sangaaaattt menikmati keindahan suasana malam Kota Palu. Nggak kalah sama kota lain, lho.. :D
Source : Pinterest
# Nulis ini dari jam 23.15. Padahal udah mikir dan ngetik secepat-cepatnya supaya bisa diposting sebelum jam 12 biar postingan kemarin. Ternyata nggak bisa, ya. Jam 00.17 baru selesai. Jadi, dua hari deh postingan kosong.. Hhhh...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
This is virtual world. Tapi, inilah tempat yang justru membuat diri kita bisa sejenak melepaskan topeng-topeng dan jubah kepalsuan di dunia nyata. So, this is the real me, yang tak pernah ku tunjukkan kepada kenyataanku. Mari saling berbagi dan bercerita tentang hidup. Feel free to leave your comment. I am not too creative to reply the comments. So, sometimes i don't reply it. But, Please believe that i definitely read your single comment and really appreciate it.