Hari ini super amazing sekali.
Sudah lama aku tidak merasakan beragam rasa yang nyata karena kejadian-kejadian yang benar ku alami.
Source : Pinterest
Semalam bikin transkip nilai sampai jam 01.00.
Terus belajar buat ujian komprehensif sampai jam 03.00
Terus maen game sampe jam 03.30
Bangun pagi, sholat, ngerjain tugas rumah, sambil ngedit pas foto.
Jam 07.00 keluar beli kertas foto
Terus mandi dan pergi ke kampus jam 8 karena ada pengumuman ujian komprehensif mulai jam 09.00.
Ngisi KRS sambil belajar dan nunggu dosen penguji sampai 10.00
Aku salah mencantumkan nama ketua jurusan di transkip. Tidak bawa laptop pula.
Akhirnya pulang sekencang-kencangnya [ Jarak rumah-kampus +/- 13 KM ], Di perjalanan mampir beli tip-ex dan map.
Pulang langsung ngedit transkip dan nge-print ulang
Balik lagi ke kampus sekencang-kencangnya.
Source : Pinterest
Di tengah perjalanan pulang, ban motorku bocor.
Nuntun beberapa meter sampe nemu tukang tambal ban di seberang jalan. Orangnya lagi nggak ada.
Nyeberang jalan lagi, jalan lagi beberapa belas meter, nemu tukang tambal ban lagi. Orangnya lagi makan.
Nuntun lagi beberapa meter sampe nemu tukang tambal ban selanjutnya.
Banku rusak parah.
Ban luarnya terkikis sampe bolong, yang menyebabkan pentil ban dalam rusak dan ban dalammya juga otomatis harus ganti.
Biayanya Rp. 70.000. Uang di tangan cuma Rp. 10.000
Sementara diganti, nelpon teman-teman, semuanya lagi nggak ke kampus [ karena ini liburan ], ada yang ke kampus tapi cuma bawa uang Rp.20.000
Adikku yang lagi di rumah, sedang ke rumah temannya.
Bapakku sedang ke pasar.
Ibuku sedang sibuk di kantor
Dan aku panik karena hampir tengah hari dan sudah pasti ujian komprehensif telah mulai.
Nyiapin KTP untuk dijadikan jaminan
Ibu nelpon mau jemput. Tukang tambal bannya nggak profesional. Dia nggak kuat mau ngeganti ban dalamnya. Akhirnya dia minta bantuan sama tukang barang bekas keliling yang lagi pompa ban disitu.
Itu menambah lama waktu. Bersyukur karena masih ada kesempatan sampai Ibuku datang. Khawatir, karena takut ketinggalan ujian komprehensif.
Tak lama kemudian, Ibuku datang. Aku bertukar motor dengannya lalu langsung ke kampus.
Sampai sana, ujian komprehensif dari dosen pengujiku sudah mulai. Dan saat itu, yang sedang ujian aalah orang yang namanya tepat di atasku.
Sebelum masuk ke pengajaran, aku berpapasan dengan dosen waliku. Dosen wali yang kemarin diberitahukan padaku bahwa dia sedang keluar kota. Dosen wali yang nggak bakal naik kampus kecuali punya jadwal menguji. Dosen wali yang yang tidak mau menerima urusan kampus apapaun di rumahnya. Aku minta tandatangan KRS.
Source : Pinterest
Aku dipanggil masuk oleh dosen penguji. Sialnya, semua pertanyaannya adalah hal-hal yang tak ku pelajari semalam. Akhirnya aku banyak yang asal jawab. Jawab cuma betul setengah-setengah.
Selesai, temanku nanya lulus atau nggak. Karena orang sebelumku langsung diberitahu untuk ikut ujian komprehensif selanjutnya alias tidak lulus. Temanku ini tidak dibilang apa-apa. Pas aku mau pergi tadi, dosen pengujiku sempat berbicara sesuatu, namun karena suaranya sangat lirih sehingga aku tak bisa mendengar apa yang diucapkannya.
Nunggu ketua jurusan selesai menguji untuk minta tanda tangan di transkip nilai.
Pas menghadap ketua jurusan, dia menolak transkipku karena tidak resmi alias bikin sendiri. Seharusnya minta dicetakkan oleh UPT Komputer. Asal tahu saja, sebelum ini UPT Komputer hanya melayani pembuatan transkip untuk keperluan clearing nilai, Untuk yang lainnya silakan bikin sendiri. Ternyata sekarang sudah berubah.
Aku tergesa-gesa ke UPT Komputer minta transkip. Disuruh ambil jam 13.30 karena ketua UPT masih keluar. Aku jalan kaki ke sekretariat lembagaku.Sampai sana, ketemu dengan Pemimpin Redaksi yang marah-marah karena penerbitan yang sudah direncanakan sebelumnya, sekarang masih tidak jelas juntrungannya. Padahal deadline kemarin, dan hari ini belum satu berita pun terkumpul. Berhubung cuma aku yang ada disitu, dia agak melampiaskan kekesalannya sedikit padaku. Aku pura-pura biasa saja, padahal hatiku agak menciut mendengar suara laki-laki yang membentak-bentak.
Jam 13.30 aku mengambil transkip di UPT, lalu langsung pergi ke jurusan untuk minta tanda tangan ketua jurusan.
Source : Pinterest
Selanjutnya ke wakil dekan 1 di ruang senat. Begitu ku ketuk pintunya ternyata dikunci. Orang-orang yang bergerombol disitu mengatakan beliau baru saja pergi. Penjaga ruang senat mengatakan bahwa dia akan kembali lagi. Aku duduk menunggu di depan ruangannya, sambil membaca buku The Atlas Emerald yang belum selesai dan ngobrol dengan kenalanku yang juga sedang menunggu dosen. Aku juga sempat ke kantin untuk membeli sebotol minuman lalu kembali lagi ke ruangan senat.
Sekitar setengah jam kemudian, Wakil Dekan 1 datang dan aku langsung minta tanda tangannya. Kemudian aku ke pengajaran untuk minta surat pengantar KKN. Untuk diketahui, pendaftaran KKN sudah tutup dua hari lalu, tapi kemarin aku menghadap ke P2WKKN, mereka mengatakan masih bisa diterima asal bawa surat pengantar dari Fakultas.
Mengurus surat ini ternyata sulit. Karena belum ada contoh sebelumnya. Dan para pegawai pengajaran sekarang ternyata adalah orang-orang baru yang belum begitu mengerti. Merka menyuruhku minta surat rekomendasi dari ketua UPTTU.
Aku kembali ke ruangan senat, tapi kali ini menuju ruangan UPTTU. Setelah menunggu selama 10 menit, akhirnya aku berhasil mendapat surat rekomendasi itu.
Lalu aku ke kantin untuk meng-copy berkas-berkasku.
Copy-anku ku tinggalkan dan aku kembali ke pengajaran, setelah berhadapan dengan muka dan gaya bicara jutek para pegawainya, mereka membuatkanku surat pengantar sekalian dengan amplopnya.
Surat pengantar itu harus ditandatangan oleh Wakil Dekan 1. Jadilah aku kembali ke ruang senat tepatnya di ruangan Wakil Dekan 1. Sepanjang perjalanan aku berdo'a supaya beliau masih ada disana dan....Voila ! ternyata memang masih ada.
Aku mengambil fotokopianku ke kantin. Lalu kembali ke pengajaran untuk minta nomor surat dan cap. \
Source : Pinterest
Selesailah semua pada pukul setengah empat kurang. Pegawai pengajaran menyuruhku mengantarkan sendiri berkasku ke P2WKKN.
Sudah sore dan aku khawatir tempat itu sudah tutup.
Ternyata belum, lalu aku masuk dan bertemu dengan salah satu pegawai P2WKKN. Beliau melihat-lihat berkasku sambil agak mengomeli karena aku terlambat mendaftar, dan juga mengatakan bahwa sudah tak bisa. Tapi, beliau lalu menyuruhku menghadap langsung ke sekretaris P2WKKN di ruang dalam. '
Aku menghadap sekretaris P2WKKN. Setelah ditanya-tanya sedikit, alhamdulillah beliau menerima.
Sekarang tinggal bayar dan ambil formulir. Tapi loket sudah tutup dan disuruh kembali besok.
Aku pulang.
Sangat lelah, karena bolak-balik kesana kemari. Mana jarak antara ruang satu dengan yang lain itu tidak bisa dibilang dekat. Tak apalah. Asal semuanya beres.
Setelah dipikir-pikir, banyak hal lucu dari semua kejadian itu. Pun pertolongan Tuhan begitu terasa karena entah kenapa semuanya begitu pas.
Hal lucu pertama, betapa aku susah payah membuat transkip semalam, lalu terpaksa pulang karena salah membubuhkan nama ketua jurusan. Pas balik ke kampus ban bocor. Setelah melalui semua kesusahan itu, ternyata transkip itu tidak dipakai. Kedua, saat ban bocor aku kesetanan menghubungi setiap orang yang ku kenal baik. Dan tidak ada yang bisa datang membantu. Eh, ternyata Ibuku kok kebetulan pekerjaan di kantornya lagi longgar. Padahal jam segitu biasanya sedang sibuk-sibuknya.
Pertolongan Tuhan banyak sekali. Pertama, bisa-bisanya dosen waliku yang susahnya dicari itu setengah hidup dan anaknya kemarin baru mengabarkanku bahwa beliau ke luar kota, tiba-tiba nongol di depanku. Kedua, Pas aku datang, kok bisa kebetulan sekali berikutnya giliranku maju ujian komprehensif. Ketiga, di hari libur antara semester begini, yang biasanya banyak dosen yan tidak ke kampus, lah kok Wakil Dekan 1 ternyata ada. Padahal Wakil Dekan 2 dan 3 nggak ada yang di tempat. Plus, aku nunggunya cuma setengah jam. Biasanya aku sampe seharian nungguin. Dan semua pegawai dan dosen yang ku perlukan tersedia di tempatnya [ kayak barang dagangan aja :D ]. Padahal, dulu aku pernah ngurus berkas KKN antara [ yang akhirnya nggak jadi ], butuh waktu 3 hari, itupun nggak ketemu dosen wali.
Source : Pinterest
Aku merasa Tuhan sedang menertawakanku dari singgasanaNya
Yah, tak apa sih, Tuhan. Memang ada beberapa hal yang cukup lucu. Aku juga tak keberatan kok kalau Engkau menjadikanku bahan leluconMu. Tapi, tolong bantu aku menyelesaikan semua urusanku, ya. Tolong lancarkan dan lapangkan jalanku. Setelah itu, kalau Engkau ingin menertawaiku dari atas sana, terserah sajalah..
Untungnya, aku juga sedang Manic. Jadi, meski melelahkan, tapi aku tetap maju mengurus segalanya dan pantang menyerah, padahal aku yang biasanya paling males kalau disuruh berurusan dengan birokrasi kampus. Apalagi yang udah jelas-jelas telat begini.
Maka, sampai malam ini jantungku masih berdebar keras. Pikiranku mulai meloncat-loncat, aku bahagia, dan mensyukuri semuanya.
Mudah-mudahan semuanya berakhir dengan baik. Amin...313x.
# Karena ini cerita keseharian, maka gambarnya random juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
This is virtual world. Tapi, inilah tempat yang justru membuat diri kita bisa sejenak melepaskan topeng-topeng dan jubah kepalsuan di dunia nyata. So, this is the real me, yang tak pernah ku tunjukkan kepada kenyataanku. Mari saling berbagi dan bercerita tentang hidup. Feel free to leave your comment. I am not too creative to reply the comments. So, sometimes i don't reply it. But, Please believe that i definitely read your single comment and really appreciate it.