Source : Pinterest
Menghakimi orang secara sepihak, itu tanda bahwa kita tak mengerti.
Entah mengapa, kita ini sebagai manusia lebih senang berbicara. Bahkan tanpa diminta. Kita mengomentari setiap hal yang mungkin tak ada hubungannya dengan kita hanya karena itulah hal paling mudah yang bisa kita lakukan. Kenapa kita tak mendengarkan omongan orang sampai selesai baru setelah itu kita mengutarakan pendapat kita ? Kenapa kita tidak berusaha untuk tidak menghakimi apapun tentang orang lain sampai kita mengetahui betul alasan di balik tindakan seseorang ?
Kita hanya membicarakan apa yang kita pernah rasakan, sesuatu yang kita [ pikir ] memahami dengan benar. Kita menjatuhkan dan menekan orang lain agar sesuai dengan apa yang kita mau. Padahal, kejadian hidup kita tak ada yang sama dengan kejadian orang lain.
Bukan maksud untuk sok puitis atau bahkan menggurui, lho. Aku juga terkadang suka nyolot sampai berbusa-busa, menghamburkan keinginanku atas orang lain, menghakimi seseorang yang bahkan tidak ku kenal dengan baik.
Ada alasan aku menulis tentang topik " menghakimi ini ". Aku pernah sekali menulis tentang hal tersebut, namun aku hanya menceritakan tentang penghakiman orang lain terhadapku. Ya, aku ini tipe orang yang lebih suka sendirian. Orang yang mengabaikan keramaian, tak peduli terhadap sisi-sisi mana orang banyak memilih. Dan, seperti layaknya orang yang memilih berbeda, aku sering jadi korban penghakiman sepihak dari lingkunganku.
Tapi, kali ini aku akan menceritakan pendapatku tentang menghakimi orang yang mempunyai gangguan kejiwaan. Di lingkunganku ada seseorang yang terkena gangguan jiwa, tapi anehnya dia masih sadar sebagai seseorang. Ngerti kan ? Dulu aku berpikir bahwa orang gila itu ya benar-benar tak sadar akan siapa dan dimana dirinya, benar-benar terputus dari dunia. Tapi orang ini, memang perilaku, emosi, dan kemampuan sosialnya bermasalah, tapi dia masih mengerjakan pekerjaannya dengan rajin dan beres pula. Aku biasanya menjauhi orang ini karena dia sering bicara dan marah-marah sendiri, juga sering meledak tanpa sebab. Begitupun orang lain berusaha tidak bermasalah dengannya.
Source : Pinterest
Mengidap Bipolar, membuatku banyak mencari tahu tentang apa dan bagaimana gangguan mental ini. Dikatakan bahwa mengetahui tentang penyakit ini adalah salah satu cara untuk membuat pengidapnya merasa lebih baik. Aku sudah browsing kemana-mana, sampai akhirnya aku berselancar di situs Youtube. Dengan kata kunci " Bipolar Disorder ", maka banyak hasil pencarian yang bermunculan. Memang sih, semuanya berbahasa inggris. Aku hanya menonton video yang ada tulisan, bukan rekaman pembicaraan orang. Jadi, aku bisa mengerti sedikit banyak.
Dengan semua itu, aku tahu bahwa aku tidak sendirian di dunia ini. Banyak sekali orang yang juga mengalami hal yang sama, setiap hari terbangun dengan perasaan takut, mood apa yang akan menguasaiku hari ini ? Apakah Manic yang membuatku seperti terbang di atas awan tak berbatas ? Ataukah depresi ? Kejatuhan ke dalam kedalaman gelap tanpa ujung ?
Source : Pinterest
Tapi gangguan mental yang umum dikenal bukan hanya Bipolar Disorder. Masih ada Schizofrenia, kepribadian ambang, dan lain-lain. Nah, orang-orang pengidap Schizofrenia inilah yang sering diteriakin di jalan-jalan oleh anak kecil " Orang gila...Orang gila..,". Mereka mempunyai Waham, yaitu semacam halusinasi yang sangat mereka yakini bahwa hal itu benar terjadi. Karena waham itulah mereka berperilaku aneh, ada yang meyakini bahwa dirinya adalah seorang tentara pahlawan yang harus melindungi semua orang. Jadi, mereka bertingkah seperti tentara, kemana-mana membawa senjata [ mainan, tentu ], memakai topi tentara, dsb. Kalau gangguan kepribadian ambang, pengidapnya cenderung emosional, mudah marah, depresi tanpa henti, menutup diri, dll.
Meskipun Bipolar Disorder adalah penyebab tertinggi kematian yang disebabkan oleh bunuh diri, tapi aku masih merasa itu lebih baik ketimbang dua gangguan kepribadian lain diatas. Setidaknya, pengidap Bipolar masih sadar lahir batin, masih sangat manusia, tak ada yang salah kecuali mood swing yang ekstreme. Pengidap Schizofrenia banyak yang terputus dari kenyataan, hidup di dunianya sendiri. Pengidap Bipolar masih mampu hidup di masyarakat walau lebih sering menarik diri. Penderita gangguan kepribadian ambang merasa marah dan depresi terus menerus. Sedangkan pengidap Bipolar mempunyai periode Manic, yaitu di saat mood sedang sangat terlalu baik, ketika ini kami merasa sangat bahagia, optimis, bersyukur, sosialis, bersemangat, banyak ide, dan seterusnya. Disinilah kami betul-betul bisa produktif menghasilkan karya-karya hebat bahkan kalau bisa dibilang jenius. Banyak pelukis, ilmuwan, penulis, penyanyi, dan orang-orang hebat lain yang tercetak dalam sejarah diketahui mengidap Bipolar. Mau tahu siapa saja ? Silakan googling sendiri.
Inilah daftar dari beberapa video yang ku tonton di Youtube yang begitu menyentuh hatiku. Aku sampai menangis tersedu-sedu.
Daftarnya masih panjang, namun jika benar-benar ingin mengetahuinya, dipersilakan untuk mencari sendiri di Youtube.
Jika ada yang menonton semua daftar itu diatas, setidaknya kalian bisa mendapatkan sedikit gambaran tentang apa yang dirasakan oleh pengidap Bipolar.
Source : Pinterest
Kembali ke soal penghakiman sepihak tadi.
Banyak orang yang hidupnya selalu baik-baik saja, masalah terbesarnya adalah tidak mendapat nilai terbaik saat ujian, putus dengan pacar, tidak dapat mencapai target, dan bagi mereka itu adalah masalah yang sudah sangat besar. Dan orang-orang kebanyakan semacam ini, begitu melihat orang yang depresi, malah mengatakan, " Alah, gitu aja kok putus asa. Harusnya kamu itu bersyukur, karena masih banyak orang yang masalahnya lebih berat dibandingkan kamu,' atau " Berdoalah kepada Tuhan. Kamu orang beriman, kan ? Maka mengadulah kepadaNya. Jangan malah ingin meratap-ratap dan mau mati begitu,".
Tahu tidak bagaimana dampak kalimat seperti itu kepada [ khusususnya ] pengidap Bipolar ? Perkataan itu akan menjerumuskan kami ke jurang depresi lebih dalam lagi. Siapapun tahu tentang berdoa dan beribadah memohon pertolongan kepadaNya, semuanya juga tahu bahwa memang sudah seharusnya seperti itu. Tapi, bagaimana caranya untuk bangkit dan berdoa sementara kami sudah tidak memiliki keinginan hidup sama sekali ? Berdoa adalah untuk orang yang mempunyai harapan, dan kami, dalam kungkungan depresi kami, tidak memilikinya.
Atau, adakah yang menganggap bahwa orang-orang yang sering mengiris-iris pergelangan tangannya, minum obat dokter sampai overdosis, sering mengatakan ingin mati dan ingin bunuh diri, bahwa mereka melakukan semua itu untuk mencari perhatian ?
Ha..Ha..Ha. Tuhan, tolong ampuni orang-orang yang seperti itu. Berarti hidup mereka cukup bahagia.
Self-harm, atau menyakiti diri sendiri, pelakunya tidak ingin mencari ketenaran atau kurang perhatian kok. Beda ceritanya kalau mereka memang melakukannya di depan orang lain, itu memang cari perhatian. Tapi, kebanyakan melakukannya karena depresi. Praktek self-harm yang paling banyak dilakukan adalah mengiris pergelangan tangan dan paha. Mau tahu kenapa mereka melakukannya ?
Pernah merasakan kehampaan ? Kekosongan yang sangat, lubang besar, melayang tanpa beban, di dalam hatimu ? Tidak bisa merasakan apapun ? Terbiasa dengan gumpalan rasa sakit sehingga tak bisa merasakannya lagi ? Nah, jalan satu-satunya untuk kembali merasakan sesuatu adalah menyakiti diri sendiri, untuk meyakinkan bahwa tubuh masih bisa merasa sakit, meyakinkan bahwa masih ada darah yang mengalir di dalam nadi, tubuh yang didiami itu masih hidup.
Tidak pernah ya ? Tidak dapat membayangkan ? Syukurlah. Kau orang normal.
Source : Pinterest
Kalau ada seseorang yang mengatakan padamu bahwa dia ingin mati atau bunuh diri, jangan malah membentak, mengusir, mengabaikan, atau menasehatinya. Kau boleh merasa takut, tapi tolong jangan melarikan diri. Datangi saja orang itu dan ajak dia bersenang-senang, paksa dia untuk bangkit ke tempat terang yang biasa kau singgahi. Karena dia, begitu percaya padamu sampai bisa mengatakan rahasia gelap terbesarnya, menghubungimu saat dia berada di tepi jurang yang dalam. Dari semua orang, kaulah yang dipanggilnya. Dia butuh pertolongan, tapi tak dapat mengatakannya. Bunuh diri itu salah satu dosa besar, kan ? Maka kalau kau berhasil menyelamatkannya, betapa banyaknya pahala dan balasan kebaikan yang kau peroleh.
Tolong jangan menghakimi orang-orang yang bermasalah dengan kejiwaannya, betatapun mereka tampak begitu menggelikan, menyedihkan, aneh, dan menakutkan bagimu. Kau tidak tahu rasanya menjadi mereka dan berharaplah jangan sampai merasakan. Mereka tidak memilih untuk jadi seperti itu. Saat Tuhan menuliskan takdir setiap orang, kalau bisa semua manusia ingin mendapatkan tulisan takdir yang baik dan lurus, tapi ternyata tidak seperti itu kan ? Bukan kita yang menentukan. Apa yang baik bagimu belum tentu baik bagi orang lain. Apakah kau yakin bahwa jika kau mengalami hal yang sama, kau masih dapat bertahan seperti mereka ?
Tahu tidak bahwa kebanyakan faktor penyebab gangguan kejiwaan adalah genetik ? Sesuatu yang menyebabkan pengidap gangguan kejiwaan mempunyai struktur otak yang sedikit berbeda dari orang lain ? Pengidap Schizofrenia mempunyai ruang otak yang lebih besar. Kami pengidap Bipolar mempunyai kelainan dalam produksi cairan otak. Aku tidak tahu pasti apa nama ilmiah cairan itu. Kalau pada orang biasa, cairan itu berproduksi dengan normal, maka dalam otak pengidap Bipolar produksinya tidak teratur. Suatu kali sangat sedikit dan kali berikutnya sangat banyak. Ketika cairan otak itu menyusut, maka OdB [ Orang Dengan Bipolar ] jatuh dalam jurang depresi. Dan begitu cairan itu melimpah, maka mereka langsung masuk dalam periode Manic.
Lihat ? Tidak ada yang salah dengan pengidap gangguan mental. Sama seperti tak ada yang salah dengan orang yang terlahir berhidung pesek, berjari 6, berambut merah, dsb.
Jika ada tanda-tanda seseorang mengidap gangguan mental, jangan abaikan, temanilah dan ajak untuk memeriksakan diri ke psikolog atau psikiater. Pertolongan yang dini akan mencegah semuanya bertambah buruk hingga tak tertolong lagi. Sudah ada obat-obatan khusus untuk gangguan mental.
Source : Pinterest
Tulisan ini ku buat untuk mengingatkan diriku sendiri untuk tidak berburuk sangka dan menghakimi keputusan yang diambil orang lain tanpa ku tahu pasti apa masalah dan motif mereka. Juga untuk membuatku sadar bahwa aku tak sendirian, banyak orang seperti ku di luar sana yang juga bertarung dengan diri mereka setiap hari, berjuang untuk tetap hidup, melawan suara-suara kegelapan dari dalam kepala, dan bertahan dari ayunan mood dan emosi yang naik turun.
Dan, suatu saat di masa depan, aku ingin sekali bergabung dengan komunitas yang berkecimpung untuk membantu orang-orang yang mengidap gangguan mental, kepribadian, dan kejiwaan. Mudah-mudahan aku diberi umur yang panjang dan kekuatan untuk hidup, sehingga meski aku juga tengah jatuh bangun bertarung dengan Bipolar, aku bisa membantu orang-orang dengan masalah yang sama untuk mempertahankan harapan dalam hidup. Amin Ya Robbal Alamin. 313x.
Tetap semangat ya! :D
BalasHapus