Just a random bubbling in sleepless night.
Source : Pinterest
Ada beberapa teman dan orang yang sudah mengenal saya sejak lama, paling tidak dari SMP dan SMA, tidak mempercayai bahwa tulisan-tulisan yang saya posting di facebook adalah hasil karya saya sendiri.
" Alah, aku tahu. Pasti copas kan ?,"
Peww.. Emang saya segitu nggak ada tampang sebagai [ calon ] penulis kah ?
Tapi, teman-teman kuliah saya percaya-percaya aja lho.
Entah mungkin karena aura melankolis saya baru terasa pas kuliah. Aura galau gitu, aura jenius juga kali [ ngarep ??? ], jadi saya ditasbihkan sebagai penulis oleh teman-teman kampus meski saya belum menelurkan satu karya pun yang layak [ dalam arti diterbitkan oleh penerbit ]
Yaahh..Mereka tahu tulisan saya dari status-status dan catatan-catatan saya di jejaring sosial.
Dari SMA saya sudah suka menulis meski tulisannya nggak ada tujuan. Mau jadi cerpen, lagu, atau novel, nggak pernah kepikiran. Saya suka aja menggoreskan tinta di kertas putih. Bawaan saya kemana-mana tuh pulpen dan [ minimal ] secarik kertas.
Soalnya kan saya dulu masih labil dan polos, sampai nggak tahu kalau ada sebuah profesi yang namanya penulis. Tulisan saya dulu pun masih berupa menggubah sedikit-sedikit dari puisi atau lagu karya orang lain supaya lebih mengena di hati dan keadaan yang sedang saya hadapi. Zaman saya sekolah wajib dulu kan belum ada yang namanya jejaring sosial, jadi biar nulis sebanyak apa juga paling cuma satu dua orang terdekat yang tahu, itupun kalau dikasih tahu. :D
Sekarang sih, saya ingin terus menulis saja. Kalau bisa punya novel yang diterbitkan dan dibaca orang banyak. Itu salah satu resolusi saya di tahun 2014 lho. Supaya teman-teman saya dari masa lalu nggak nuduh saya sebagai copaser lagi. Nyebelin lho dibilang kayak gitu ?? Udah capek-capek mikir dan ngetiknya, eh di bawahnya cuma di-comment : " Copas, ya ?," -_-"
Uh, ya. Saya sedikit-sedikit merasakan tak enaknya di-copas. [ Alah, sok banget saya belum jadi apa-apa juga udah ngaku-ngaku ada yang nge-copas tulisannya ]. Tapi ini beneran loh. Nggak usah jauh-jauh deh, kadang adek saya repost status saya di dinding fb-nya tanpa melalui fitur ' share ' dari dinding saya. Dan karena adik saya itu orangnya lebih sosialis dibanding saya, jadinya banyak yang nge-like & nge-comment. Begitu saya tahu dan saya teriakin, eh dianya cuma ketawa-ketawa aneh. Nggak apa sih, orang adek sendiri. Tulisan saya juga masih sangat jauh dari kata layak. Tapi tetep aja nggak enak gitu apalagi kalo yang plagiat itu nantinya adalah orang-orang yang tak dikenal. Kejadian lain yang pernah saya alami dan bikin saya nggak mood seharian terjadi di lembaga jurnalistik kampus yang saya ikuti. Yah, bukannya saya sombong sih. Mungkin karena saya termasuk senior disitu, jadi tulisan berita saya agak lebih baik dibanding anggota-anggota lain. Akhirnya karena kepribadian perfeksionis akut saya, kadang berita-berita yang ditulis crew lain [ yang saya anggap kurang bagus & malu-maluin nama lembaga ] saya edit sedemikian rupa hingga hampir 80 %. Tentu saja nama editor tak dicantumkan di bagian kredit berita, meski hampir dapat dikatakan bahwa saya yang menyusun berita seluruhnya, tetap saja nama mereka yang diletakkan disana. Rasanya agak nggak rela gitu kadang-kadang. He..He..He.. Nah, suatu ketika saya diberi tugas oleh Pimpinan Redaksi untuk menyusun berita tentang penerbitan terbaru kami untuk dimasukkan ke dalam situs web fakultas. Setelah saya berjuang hampir tiga jam, jadilah 1,5 halaman berita dan langsung saya serahkan ke Pemred itu. Esoknya, [ kebetulan kami lagi ngumpul-ngumpul online berjama'ah dengan crew-crew lembaga lain ], ada seorang anggota yang menanyakan tentang berita untuk web itu. Pemred lembaga saya menjawab sudah selesai. Saat ditanya siapa yang membuat, dengan bangganya Pemred bilang " SAYA " [ Bahkan hingga dua kali, karena sang penanya bertanya lagi sebab dia kurang mendengar jawaban dari pertanyaan pertama ]. Dan saya ada disitu, duduk manis menunggu IDM saya selesai men-download.
Gitu, deh. Saking jengkelnya saya langsung berbenah dan pulang dengan terlebih dulu menjuteki Pemred itu. Mau protes ? Nggak lah. Kelihatannya konyol banget, cuma berita kecil gitu aja kok pake mau berdebat. Yang lain juga nggak begitu peduli siapa penyusun beritanya [ Biasalah, jiwa anak kuliahan yang rata-rata copaser ]. Tapi, abis itu saya janji sama diri sendiri nggak akan segitu gampangnya membantu siapapun dengan tulisan saya lagi. Hanya pada kasus-kasus khusus dimana hal itu menurut saya akan berpengaruh besar pada satu aspek yang saya libatkan dalam hidup saya.
Gitu, deh. Saking jengkelnya saya langsung berbenah dan pulang dengan terlebih dulu menjuteki Pemred itu. Mau protes ? Nggak lah. Kelihatannya konyol banget, cuma berita kecil gitu aja kok pake mau berdebat. Yang lain juga nggak begitu peduli siapa penyusun beritanya [ Biasalah, jiwa anak kuliahan yang rata-rata copaser ]. Tapi, abis itu saya janji sama diri sendiri nggak akan segitu gampangnya membantu siapapun dengan tulisan saya lagi. Hanya pada kasus-kasus khusus dimana hal itu menurut saya akan berpengaruh besar pada satu aspek yang saya libatkan dalam hidup saya.
Soalnya saya mulai mengerti dan mengalami sulitnya proses menulis itu [ Aciyaa...Bahasaku... ]. Menulis adalah sebuah kerja kreatif, dan kerja kreatif selalu memerlukan lebih dari sekedar bakat untuk menghasilkan sesuatu yang bagus. Jadi, saya mulai menghargai pengarang-pengarang dan penulis-penulis dalam bidang apapun. Setidaknya saya mulai dari hal kecil. Kalau ada tulisan dari orang lain yang saya kutip mentah-mentah meski hanya sebaris dua baris atau bahkan hanya judulnya sekalipun, saya akan mencantumkan darimana saya mendapatkan tulisan itu. Lagian, nggak bangga banget gitu kan kalo ada yang muji tulisan kita habis-habisan padahal tulisan itu cuma hasil copas ? Huu..Nggak banget deh. Mudah-mudahan saya bisa secepatnya menembus dapur penerbit mayor dengan novel atau cerpen yang bagus. Eh, itu resolusi kedua tahun depan lho.
Sekedar tahu saja, saya punya banyak resolusi ambisius untuk tahun depan. Dan, seumur-umur baru tahun ini saya bikin resolusi untuk tahun baru. :D
tulisan 29,30,31 Desember mana ?.
BalasHapustrus 1 januarinya..hehehe :).
Iya, nih. Pdhal udah bnyk rncana tulisan buat akhir tahun, eh ndelalah malah laptopku rusak gra2 jtuh dri motor. Apa daya. Hehehe :D
Hapus