Makan malam berupa seporsi bakso urat yang sangat lezat di warung langganan.
Setelah itu ke toko buku di mall untuk melihat-lihat koleksi, dan ternyata ada jejeran buku obralan berharga 10k/buku. Memang sih, rata-rata novel-novel terjemahan yang udah jadul banget. Ada yang kertasnya udah kuning. Ada yang tulisannya gila kecil amat terus mepet banget pula, kayak pake mesin ketik. Terus genrenya kalo nggak horror, ya thriller. Tapi, akhirnya aku meemukan beberapa chicklit dengan harga obralan yang sama. Hmm, penampakannya sih kayak barang second hand. Ha..Ha..Ha. Nggak masalah kok. Asal itu buku terjemahan dengan genre-genre favoritku, apa aja boleh. Lagian harganya miring gila.. 10k/buku ? Di tempat lain mungkin biasa, tapi di kota ini hal itu adalah luar biasa.
Nyamanlah dengan dirimu sendiri, maka dunia juga akan nyaman denganmu.
Ho..Ho..Ho. Sejak dulu, aku kurang suka jalan-jalan ke mall. Kalau maen ke mall di kota manapun, tujuanku cuma satu : Toko Bukunya. Kalo lagi mood, maka tujuan kedua adalah Game Center-nya. Lagian dari penilaian sepintasku di waktu-waktuku jalan ke mall [ yang jarang terjadi ], pengunjung-pengunjung [ terutama sejoli ], cuma mau mejeng doang. Kan nggak enak tuh kalo datengnya sendirian ? Padahal aku tipe orang yang lebih suka pergi kemana-mana sendirian. Plus aku paling males kalo keluar rumah nggak ada tujuan yang pasti di kepala.
Di toko buku, mondar-mandir nggak jelas sambil baca-baca dan ngeliatin buku satu per satu sendirian berjam-jam sih oke aja [ asal nggak nekat ngebuka sampul plastik bukunya ]. Hmm.. Aku suka banget aroma khas tumpukan buku-buku baru. Nggak tergantikan deh. Mungkin karena sejak kecil udah terbiasa sama buku, maka aroma itu kayak udah tertanam kuat di otakku. Aroma yang langsung bikin tubuhku rileks dan rasa nyaman datang, sama kayak sensasinya aroma bakso panas [ buatku ]. Hi..Hi..Hi.
Intinya, malam ini aku sedang bahagia. Bukan rasa bahagia semu dari sensasi Manic, tapi bahagia yang normal dan timbul dari rasa senang.
Source : Pinteret
# My Long Journey To That Future...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
This is virtual world. Tapi, inilah tempat yang justru membuat diri kita bisa sejenak melepaskan topeng-topeng dan jubah kepalsuan di dunia nyata. So, this is the real me, yang tak pernah ku tunjukkan kepada kenyataanku. Mari saling berbagi dan bercerita tentang hidup. Feel free to leave your comment. I am not too creative to reply the comments. So, sometimes i don't reply it. But, Please believe that i definitely read your single comment and really appreciate it.