Ketika aku memutuskan bahwa aku akan melepasmu untuk kemudian menjumpaimu di sebuah ujung jalan.
Aku berlari dengan sekuat tenaga, ku rentangkan tangan selebar-lebarnya.
Tak peduli kerikil yang menceracah di telapak kaki, angin yang tak bersahabat, maupun pandangan sinis dari dunia
" Aku harus terus berlari, aku harus berani mengambil setiap tawaran yang disodorkan hidup untukku. Aku ingin jadi sempurna, supaya bisa menjadi seseorang yang sepadan dengannya. Tak peduli dia tidak memintaku untuk bisa melakukan apa pun. Aku hanya ingin merasa pantas berdiri di sampingnya, tidak jadi beban baginya, bahkan menjadi wanita yang akan jadi kebanggaannya,"
Kini, di ujung jalan itu.
Di tepi mimpi yang dipaksa berkesudahan,
Aku menggenggam seluruh cerita dari semua perjalananku, memeluk erat segala harap dan kenangan.
Airmataku berlinangan dan tetesannya tertiup angin ke tempat yang jauh.
" Aku tidak akan menyesali apapun." Teriakku ke angkasa
Dadaku bergetar oleh ribuan rasa yang berdesak untuk diraba oleh hati, begitupun kedua tungkaiku, goyah bersama detik-detik yang terlewati dalam lepasnya kisah yang sudah menguatkan diriku selama bertahun-tahun lamanya.
Ada sesuatu yang terasa hilang dengan cepat dari keberadaanku.
Meninggalkan kekosongan dan ruang hampa yang terus meluas.
" Terima kasih atas ceritanya. Terima kasih atas semangat, kehidupan, rindu, kekuatan, ketegaran, dan segala hal darimu yang menjadikanku tetap mampu hidup hingga detik ini. Karenamu aku menemukan alasan, satu-satunya hal yang paling ku butuhkan di dunia ini." Bisikku parau, mencoba membahasakan trilyunan rasa yang mengancam akan membah pertahanananku.
Jadi, inilah sudah akhirnya.
Seperti ini saja.
Source Pinterest
Keren sof
BalasHapus