“ Hey, udah ke expo di walkot, belum ?”
Tanya temanku, Heni.
“ Emang ada apa aja disana ?”
Kataku acuh tak acuh.
“ Yah, banyak lah. Pameran baju-baju
adat gitu. Terus ada stand-stand jualan macam-macam.”
“ Ohh,, ada yang jual baju-baju,
tas-tas,..”
“ Pernak-pernik ada ? Kayak
gelang-gelang manic-manik, atau tas-tas etnik gitu…”. Potongku.
Heni berpikir sejenak “ Kalo
gelang-gelang ada, tas-tas etnik… Apa itu ?”.
“ Kayak tas-tas kain batik gitu loh..”
“ Oh ada… Harganya mungkin
sekitar 60 ribuan”.
Untuk sebuah tas batik, itu mahal
gila. Batinku.
Lalu Heni melanjutkan ceritanya
mengenai acara jalan-jalannya ke Sulteng Expo kemarin. Mulai dari stand ramalan
jodoh, stand tebak jumlah uang koin, dan lain-lain.
( Ya, di kotaku ini, Palu, Sulawesi Tengah emang
lagi ngadain acara pameran & Expo untuk memperingati hari ulang tahunnya
yang ke 49 ( Kalau tidak salah )… :D )
( Stop ! Nggak usah repot-repot ambil Peta
Indonesia. Aku kasih tahu aja, di Indonesia ini ada sebuah kota antah berantah
yang bernama Palu )
Source : Google Images. Com
( My Valley City, From The Air )
Kenapa nggak bikin acara lain aja
sih ? kenapa setiap ada event selalu saja yang dibikin tu expo..expo…expo..dan
expo.. aku nggak suka keramaian, itulah masalahnya. Padahal aku ingin ikut
meramaikan hari jadi Kota ini, kota kelahiranku 21 tahun lalu. Kenapa nggak
bikin event lomba marathon atau estafet mengelilingi kota, yang mana setiap tim
yang ikut harus menemukan petunjuk arah selanjutnya yang di letakkan di
tempat-tempat tertentu di seantero kota ?
( Uhh.. Mungkin aku terlalu banyak menonton
anime )
Source : Google Images. Com
( The Map Of Palu )
( Fakta : Kota Palu ini terletak
di garis khatulistiwa, Kota yang cuacanya berubah-ubah sepanjang waktu.
Istilahnya, Pancaroba. Sesaat lalu panasnya ekstrim, menit berikutnya langit
bisa seketika berubah mendung lalu menurunkan hujan yang deras. Palu adalah sebuah daerah di Indonesia yang mempunyai curah hujan terendah sepanjang
tahun. Meskipun begitu, selama hidup di Palu aku belum pernah merasakan yang
namanya kekurangan air. Palu adalah kota lembah, dikelilingi gunung di segala
sisi, pantai di bawahnya. Kota dengan geografi berbukit-bukit, tanaman liar
kaktus dan beluntas )
Semasa SMA aku sekolah di Jawa,
hampir 5 tahun meninggalkan Kota ini. semasa itu, selalu ada selusup rindu. Mungkin
juga karena pengaruh keadaan sebagai anak rantau, Homesick. Aku merindukan suara angin di siang yang masuk ke
sela-sela rumahku ( masa itu rumahku masih terbuat dari kayu ). Aku merindukan
kehijauan yang terjajar di sepanjang jalanku menuju ke sekolah SMP-ku. Aku merindukan
pemandangan yang selalu ku lihat setiap kali ke luar rumah. Kemanapun mata
memandang, hanya ada gunung. Gunung yang bersiluet biru, cokelat, sedikit
hitam, bahkan hijau di pagi hari. Aku merindukan masakan dari ikan laut segar yang
selalu melimpah sepanjang tahun. Karena di Jawa, Lampung, Jakarta, tempatku
pernah berpijak dulu, tidak ada satupun yang menyamai itu semua.
( Sekarang hal yang ku rindukan
akan bertambah, Pantai biru gelap yang indah. )
Source : Google Images. Com
( Pantai Nelayan Beach )
21 tahun lalu, atau mungkin
tepatnya sekitar 19 tahun lalu saat aku mulai bisa mengingat, Kota ini adalah
kota yang besar. Luas, kosong, liar. Masa kecilku dipenuhi dengan semua itu. Bersama
tiga orang teman kecilku menjelajah sungai, melintasi belukar, membuat ‘ secret
base’ dari dedaunan beluntas dan rumput teki yang membentuk goa kecil ( mungkin
lebih tepat jika disebut sarang ). Bermain kasti, susun batu, petak umpet, benteng,
klahar, memanjat pohon jembolan, mencari jambu di hutan, berlomba-lomba
menemukan bunga bungaan dan dedaunan aneh yang belum pernah kami lihat.
( Dan satu lagi, permainan yang
menggunakan kayu. Pemain harus memukul dengan tepat kayu kecil yang dilemparkan
oleh teman setimnya. Kayu kecil itu juga ditanam salah satu ujungnya di tanah,
lalu ujung yang lainnya dipukul sambil dan ditangkap oleh pemain lain )
( Saat ini, sungai besar dan
deras itu sudah tinggal selokan kecil yang hampir tidak terlihat, hutan-hutan
itu telah jadi pondasi rumah, dan spesies-spesies tanaman aneh itu telah tiada
)
Source : Google Images. Com
( The Yellow Bridge )
( Apakah cerita itu berkesan
terlalu ‘ membelantara’ ?? kenyataannya seperti itulah, di kompleks perumahanku
yang sangat luas ini, saat ku kecil hanya ada empat rumah yang saling berjauhan.
Kompleks perumahanku sekarang ini dahulu dikelilingi hutan dan rawa. Tiga penjuru
rumahku dulu adalah hutan )
Ketika aku melintas di jalan I Gusti
Ngurah Rai, jalan Walter Monginsidi, atau jalan Basuki Rahmat yang hampir
selalu macet, atau saat aku pulang dari rumah teman sehabis kerja tugas kuliah
jam 12 malam dan sepanjang jalan masih banyak kendaraan berlalu lalang dan toko-toko yang buka, atau melihat kompleks perumahanku yang sekarang sudah dipenuhi
rumah-rumah yang besar dan mewah, kadang aku merasa kehilangan semua keheningan
dan kenyamanan itu.
( Saat aku SD, jam 8 malam jalan
raya sudah sangat sepi )
Sekarang Kotaku sudah punya Mall,
Pizza Hut, dan pusat pertokoan yang baru.
Sepertinya kota ini sedang
tertatih-tatih, seperti bayi baru belajar berjalan, untuk menuju suatu
masa yang disebut orang-orang sebagai ‘ Modernisasi ‘. Yah, dari satu sisi, itu kemajuan yang bagus, sih.
Source : Google Images.Com
( The Afternoon Sky Of Palu )
Dan akhir-akhir ini, kotaku
sering masuk TV. Setelah 49 tahun, baru tiga tahun terakhir masyarakat
Indonesia melihat sebuah kota yang bernama Palu muncul di layar televisi. Namun
sayang, berita yang menyertainya selalu bentrokan, perkelahian, dan pertikaian.
( Bahkan, kemarin aku mendengar
berita bahwa Palu dinobatkan sebagai peringkat 1 PAD di Indonesia. PAD ??
Pendapatan Asli Daerah ?? Makmur dong.
Bukan, tapi PAD ( Perkelahian
antar desa ). Menyedihkan. Turut berduka cita atas reputasi Kota ini. )
Source : Google Images. Com
( The Manticole Waterfall )
Sudah 21 tahun aku menjadi bagian
dari geliat Kota Kecil ini, namun ternyata aku belum mengetahui apa-apa
tentangnya. Sejarahnya, tempat-tempat kenangannya, nama-nama jalannya, dan
lain-lain. Yang aku paham hanyalah sebatas dari mataku ( yang sepertinya belum
bisa melihat apapun ). Dan kesan yang selalu tertangkap di hatiku adalah sejuk,
nyaman, hening, tenteram, hijau, dan tenang.
Source : Google Images. Com
( The Float Mosque, Talise )
Pada akhirnya, seperti apapun
kota ini, aku tetap merindukannya saat aku pergi jauh. Karena untuk saat ini,
di kota inilah Rumahku, tempatku pulang, tempat aku dilahirkan dan dibesarkan,
tempat keluargaku hidup, bernafas, dan membangun mimpi.
Source : Google Images. Com
( The Horse Statue, Talise )
Selamat ulang tahun,kota
kecilku.
Selamat hari jadi ke 49.
Source : Google Images. Com
( A Green Life Beats Of Palu Valley )
Selamat hari jadi ya untuk kota kamu , kota yang nantinya kalau kamu sudah besar bisa diingat sebagai kenangan manis :)
BalasHapuswaw jam 12 malam di jalan basuki rahmat masih rame orang lalu lalang, ati2 lo sapa tahu mereka itu ternyata mahluk halus haha
BalasHapusjd penasaran pengen ke Sulteng.. pdhal saat ini ibu dan adik perempuan sy lg disana. *smile
BalasHapusselamat hari jadi palu
BalasHapussemoga setelah ini tidak ada lagi PAD
dan kota menjadi tentram
selamat hari jadi untuk kota mu,
BalasHapusfollow back ya
www.dien-galuh.com