Kadang-kadang saya masih suka ngestalk fb dia, mantan terindah saya yang udah menempuh hidup baru itu. Kadang-kadang lho, nggak sering. Dua bulan sekali aja nggak mesti. Saya nggak ada niat buruk kok, udah kebiasaan soalnya ngestalk dia. Masih percaya nggak percaya. Sakit nggak sakit.
Berhubung sibuk sama skripsi, udah sekitar 3 bulan lupa nggak mampir ke fb dia. Terakhir dapet kabar kalo istrinya udah hamil anak kembar. Pas main lagi ke fb dia dua hari lalu, ahh... ternyata udah ada tuh dua bayi kembar. Usianya udah hampir setahun. Cewek. Nama yang dia kasih keren, perpaduan nama modern dan nama arab. Imut banget. Dan... mata mereka itu mata bapaknya.
Senang rasanya.
Terus sedih.
Karena saya udah unfriend dia pas tahu dia udah nikah dulu, makanya saya cuma bisa liat kabar itu aja yang ada di timelinenya.
Saya kayak nggak sadar abis itu. Kayak robot. Suer saya sedih banget. Sedih buat diri saya sendiri yang susah banget move on. Itu dua hari lalu, dan sampe sekarang rasanya saya justru makin sedih.
Dari hasil ngestalk kemarin itu, dapet juga info kalo dia menetap di dekat SMA kami dulu (Karena kebetulan rumahnya juga deket sekolah). Saya ada rencana mau ke Bandung mei nanti, insya alloh. Dan saya pengin mampir ke sekolah, siapa tahu bisa ketemu dia. Saya ingin liat dia pas momong anak kembarnya bareng pasangan hidup yang dipilihnya. Saya punya perasaan bahwa dengan begitu saya bisa benar-benar mengikhlaskan. Atau malah saya bakal makin terpuruk, ya?
Akhir-akhir ini kabar pernikahan teman-teman saya menyerbu dari segala penjuru. Tiap buka FB atau tiap gabung sama orang-orang, kayaknya selalu ada aja foto-foto pernikahan, atau kabar si ini mau ngelamar si itu. Dan semalam, salah satu sahabat karib saya, yang sudah bersama-sama dengan saya sejak SMA hingga kuliah sekarang ini, akhirnya juga menikah. Tadi ketemu sama bapak ibunya habis ijab qabul. Saya tambah sedih. Saya merasa tertekan. Kenapa orang-orang begitu cepat menikah? Karena sahabat karib saya ini sekarang lagi sama-sama dalam proses menyusun skripsi. Minggu lalu dia tak membalas SMS saya dan saya asumsikan dia sedang sibuk dengan urusan pernikahannya yang saya rasa tak akan bisa diganggu gugat hingga kira-kira sebulan setelah resepsi pernikahan. Padahal saya berencana ujian skripsi bulan depan dan seperti ujian proposal kemarin, saya ingin minta bantuan dia untuk membantu saya. Tapi saya rasa itu tidak mungkin sekarang. Saya juga tidak yakin bisa menemui sahabat saya dengan bebas di rumahnya seperti dulu, malahan saya tidak yakin dia tinggal dimana sekarang.
Sungguh saya tidak berpikiran picik. Saya bahagia untuk semua teman saya yang sudah menikah sementara saya masih terlalu takut untuk menuju arah itu. Memikirkannya saja saya tidak sanggup.
Apapun alasan saya, saya tahu saya belum siap. Tapi terkadang saya merasa ditinggalkan. Sepanjang hidup saya, jalan yang saya miliki selalu berbeda dengan jalan teman-teman saya. Saya tidak bilang jalan saya itu buruk. Justru jalan hidup saya itu menakjubkan karena berbeda dari yang lain. Saya tidak mengeluh. Faktanya saya suka sendirian, orang lain membuat saya terkuras. Tapi, saya juga makhluk sosial yang terkadang, terkadang sekali, saya tidak ingin sendirian.
Saya begitu sedih. Setelah begitu lama tidak meledak, tadi malam tangis saya pecah di atas motor dalam perjalanan pulang yang membuat saya harus memutar kembali untuk menenangkan dan merapikan sisa tangisan saya karena tak ingin keluarga saya di rumah melihat kehancuran saya. Tidak perlu saya jabarkan semua perasaan saya semalam, yang jelas rasa sendirian adalah salah satunya.
Saya sibuk sekali akhir-akhir ini. Judul skripsi saya lolos seleksi di konferensi internasional dan saya harus buat full papernya tanggal 25 kemarin. Belum lagi skripsi saya. Saya hanya tidur sedikit minggu ini. Berpikir dan berpikir. Saya mendapati saya bisa melupakan segalanya kalau saya sedang sangat fokus.
Pengalihan. Itulah tepatnya yang saya butuhkan.
Saya membaca kata-kata mutiara yang bilang bahwa jika kamu sudah sibuk dengan pemenuhanmu sendiri, kamu tidak akan mencari pemenuhan dari orang lain.
Inilah jalan saya: saya selalu ingin membuat penelitian untuk forum internasional. Inilah kunci pembuka jalan saya, dan masih banyak konferensi yang ingin saya ikuti. Inilah pemenuhan saya. Sehingga saya tidak perlu menggapai-gapai orang lain untuk bisa memenuhi kehampaan.
Tetap saja, saya sedih..
"Bila nanti esok hari, kau temukan dirimu bahagia. Izinkan aku titipkan kisah cinta kita, selamanya....." -Demi Cinta, Kerispatih"
"Dancing slowly in the empty room, can the lonely take the place of you, i sing my self a quiet lullaby, let you go and let the lonely in" -The Lonely by Christina Perri